Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jejak Karier Debby Susanto Sebelum Gantung Raket di Istora Senayan

By Doddy Wiratama - Rabu, 23 Januari 2019 | 18:00 WIB
Pebulu tangkis spesialis ganda Indonesia, Debby Susanto, pada babak pertama Indonesia Masters 2019 d (BADMINTON INDONESIA)

Pada tahun yang sama, Debby Susanto berhasil menjadi juara dunia ganda putri pada level junior saat berpasangan dengan Richi Puspita Dili. 

Sedangkan gelar internasional level senior perdana Debby baru datang pada 2009 saat menjuarai Vietnam International Challenge dengan Pia Zebadiah Bernadet di nomor ganda putri.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

For 17 long years, more than half of my entire life has been fiiled with badminton bring name SUSANTO and INDONESIA. In those 17 years of happiness, joy, blood, sweat and tears, my main focus is badminton, not family or friends but badminton only. But like everything in this world, all things will come to an end, even my badminton career. And now the time comes when i must let go of these racket that i've held so tight, these rakcet that has delivered me to where i am now. Now is the time for my next adventure, my next priority...family. I thank you all sincerely for my fans, family, and my husband and my club that have been supporting and rooting for me tirelessly, and all of my coaches especially kak richard that've helped me a whole lot to reach where i am now. Thanks and byebyeby : Badmintonphoto ☆ selama 17 tahun lebih dari setengah usia saya,saya habiskan dan isi dengan bulutangkis dengan membawa nama susanto dan indonesia.. dalam perjalanan selama 17 tahun banyak suka duka perjuangan keringat dan air mata.. saat itu saya hanya berfokus pada bulutangkis bahkan mengesampingkan keluarga dan teman teman saya. Tapi semua hal di dunia ini semua ada waktunya termasuk waktu saya untuk berkarir di bulutangkis. Dan sekarang saat nya saya melepaskan genggaman raket yang selalu saya pegang dengan erat, melepaskan pegangan raket yang telah membawa saya pada titik saya saat ini.. sekarang saat nya untuk pertualangan dan prioritas baru dalam hidup saya yaitu keluarga. Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya untuk semua yg mendukung saya juga keluarga serta suami saya dan juga klub saya yang telah mensupport karir saya dari kecil.. dan untuk semua pelatih saya di ganda campuran terutama kepada kak richrad mainaky yang telah percaya yakin dan membantu saya mencapai semua hingga saya ada di titik ini sekarang. Terimakasih dan sampai jumpa

A post shared by  Debby  (@debbysusanto) on

Meski gelar pertamanya datang dari nomor ganda putri, Debby Susanto justru mulai difokuskan bermain pada nomor ganda campuran bersama Muhammad Rijal sejak 2011.

Bersama Rijal, nama Debby mulai melambung saat mereka berhasil menjuarai Chinese Taipei Open 2012 dan juga medali emas SEA Games 2013.

Namun performa puncak Debby Susanto pada nomor ganda campuran justru terjadi saat dirinya mulai dipasangkan dengan Praveen Jordan pada awal musim 2014.

Baca Juga : Indonesia Masters 2019 - Nozomi Okuhara Harus Angkat Koper Lebih Cepat

Bersama Praveen, Debby mampu mempersembahkan tiga gelar juara kompetisi BWF dan juga medali emas SEA Games 2015.

Salah satu pencapaian terbaik pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto mungkin terjadi pada tahun 2016 saat mereka sukses tampil menjadi juara turnamen bergengsi All England.

BWFBadminton
Momen saat Praveen Jordan/Debby Susanto berhasil menjadi juara nomor ganda campuran All England 2016.

Penampilan konsisten mereka pada tahun 2016 turut mengerek posisi mereka dalam daftar ranking ganda campuran dunia versi BWF.