Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Petualangan Debby Susanto sebagai pemain bulu tangkis profesional resmi berakhir begitu dirinya tersingkir pada babak pertama Indonesia Masters 2019.
Bermain di nomor ganda campuran bersama Ronald Alexander pada Selasa (22/1/2019), Debby Susanto tersisih setelah dikalahkan Mark Lamfuss/Isabel Herttrich (Jerman), 15-21, 13-21.
Meski gagal menutup kariernya dengan indah, tetapi perempuan 29 tahun itu tetap legawa menerima hasil pertandingan yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, semalam.
Hasil di Indonesia Masters 2019 juga tak menggoyahkan tekad Debby Susanto pensiun dari dunia bulu tangkis untuk kemudian mengalihkan perhatiannya secara penuh demi keluarga tercinta.
17 tahun dirasa waktu yang lebih dari cukup bagi Debby untuk menghabiskan tenaga dan pikirannya dalam menjalani latihan serta pertandingan bulu tangkis.
Nama perempuan kelahiran Palembang ini pun rasa-rasanya bakal tetap dikenang sebagai salah satu aset terbaik yang dimiliki Indonesia dalam dunia tepok bulu.
Baca Juga : Indonesia Masters 2019 - Debby Susanto Resmi Akhiri Karier Jadi Pemain
Berdasarkan penelusuran BolaSport.com, Debby Susanto mulai tercatat aktif bermain dalam turnamen internasional BWF saat mengikuti Vietnam International Challenge 2007.
Saat itu Debby masih bermain rangkap bersama Wifqi Windarto pada nomor ganda campuran dan berpasangan dengan Luluk Maria Ulfa untuk ganda putri.
Pada tahun yang sama, Debby Susanto berhasil menjadi juara dunia ganda putri pada level junior saat berpasangan dengan Richi Puspita Dili.
Sedangkan gelar internasional level senior perdana Debby baru datang pada 2009 saat menjuarai Vietnam International Challenge dengan Pia Zebadiah Bernadet di nomor ganda putri.
Meski gelar pertamanya datang dari nomor ganda putri, Debby Susanto justru mulai difokuskan bermain pada nomor ganda campuran bersama Muhammad Rijal sejak 2011.
Bersama Rijal, nama Debby mulai melambung saat mereka berhasil menjuarai Chinese Taipei Open 2012 dan juga medali emas SEA Games 2013.
Namun performa puncak Debby Susanto pada nomor ganda campuran justru terjadi saat dirinya mulai dipasangkan dengan Praveen Jordan pada awal musim 2014.
Baca Juga : Indonesia Masters 2019 - Nozomi Okuhara Harus Angkat Koper Lebih Cepat
Bersama Praveen, Debby mampu mempersembahkan tiga gelar juara kompetisi BWF dan juga medali emas SEA Games 2015.
Salah satu pencapaian terbaik pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto mungkin terjadi pada tahun 2016 saat mereka sukses tampil menjadi juara turnamen bergengsi All England.
Penampilan konsisten mereka pada tahun 2016 turut mengerek posisi mereka dalam daftar ranking ganda campuran dunia versi BWF.
Praveen/Debby tercatat pernah menjadi ganda campuran nomor dua dunia pada daftar yang dirilis pada 27 Oktober 2016, meski hanya bertahan selama satu pekan.
Baca Juga : Indonesia Masters 2019 - Rasa Lelah Tak Halangi Fokus Greysia/Apriyani
Setelah kariernya dirasa mentok, pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto pun menjadi "korban" eksperimen PBSI yang mencoba melakukan penyegaran pada nomor ganda campuran.
Seperti diketahui BolaSporter, Praveen dipasangkan dengan pemain yang sebaya, Melati Daeva Oktavianti, sementara Debby menatap masa depan baru bersama Ricky Karandasuwardi.
Sayang, eksperimen PBSI tersebut dapat dibilang kurang berhasil meski Praveen/Melati masih menunjukkan potensi untuk terus berkembang hingga saat ini.
Sementara itu, Debby Susanto yang memang sudah berencana pensiun pada awal 2019 sempat dipasangkan dengan tiga pasangan berbeda pada tiga turnamen pamungkasnya.
Debby Susanto dipasangkan dengan Rinov Rivaldy pada saat Fuzhou China Open 2018, Tontowi Ahmad (Malaysia Masters 2019), dan terakhir Ronald Alexander (Indonesia Masters 2019).
View this post on InstagramSelamat jalan Sodikin alias Ronaldikin Taucho. . Semoga Almarhum Husnul Khotimah. . #ronaldikin #rip
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on