Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Bek tengah Juventus, Leonardo Bonucci, menyatakan sempat kehilangan jati diri saat memutuskan hijrah ke AC Milan.
Leonardo Bonucci sempat membuat heboh publik lantaran meninggalkan Juventus dan membela AC Milan pada musim panas 2017.
Pada waktu itu, AC Milan harus merogoh kocek hingga 42 juta euro untuk mendapatkan Leonardo Bonucci.
Seolah tujuh tahun kebersamaan Leonardo Bonucci sejak diboyong dari Bari pada 2010 kandas.
Baca Juga : Seperti Tak Bisa Move On, Juventus Ingin Gaet Mantan untuk Kali Ketiga
Namun, nyatanya Bonucci cuma semusim bertahan dan pulang setelah Juventus mau menebusnya kembali dengan biaya 35 juta euro awal musim ini.
Ia pun mengaku bahwa berada di AC Milan adalah sebuah kesalahan kendati saat itu didapuk sebagai kapten tim.
"Hari ini saya bisa katakan bahwa saya adalah lelaki yang lebih baik dan berbeda daripada hari lalu," ujar Bonucci, seperti dilansir BolaSport.com dari laman Sky Sport Italia.
"Bonucci yang berada di Milan bukanlah Bonucci yang sebenarnya. Saya sudah dewasa dan kini lebih rasional ketika membuat sebuah keputusan," ucapnya menambahkan.
Half-time
— AC Milan (@acmilan) March 31, 2018
Juve took an early lead but this man scored the equaliser!
Juve in vantaggio con Dybala raggiunta dal nostro Capitano @bonucci_leo19! #JuveMilan 1-1 pic.twitter.com/PRuHTBytM0
Kejadian terburuk yang membuat geram pendukung Juventus kepada Bonucci adalah laga pekan ke-30 Liga Italia melawan Milan, 31 Maret 2018.
Kala itu Bonucci mencetak gol sundulan untuk menjebol gawang Gianluigi Buffon pada menit ke-28.
Bonucci, yang sebelum laga berjanji tak akan berselebrasi jika mencetak gol, malah melakukan perayaan gol secara berlebihan dan sangat emosional.
Ia berdalih bahwa saat itu suporter I Bianconeri-lah yang terlebih dahulu menyorakinya. Sehingga, ia merespons dengan tindakan demikian.
Baca Juga : Juventus Tawarkan Emil Audero Mulyadi ke Arsenal demi Aaron Ramsey
Di sisi lain, pesepak bola berumur 31 tahun itu mengaku bahwa pengalaman pada masa lalu bukan sekadar kesalahan.
Kejadian itu melainkan sebuah hal yang membuat seorang pemain bertambah dewasa dalam hidupnya baik di luar maupun di dalam lapangan.
"Masa lalu tidak akan begitu berarti jika tidak memberi sebuah pelajaran kepada Anda untuk menjadi seseorang yang lebih baik," ucap Bonucci.
"Jadi mari menatap ke depan dan menyiapkan sebaik mungkin pertandingan mendatang," tutur bek berpostur 190 sentimeter tersebut.