Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM – Sekjen PSSI, Ratu Tisha buka suara soal pengeledahan Satgas Antimafia Bola di dua kantor PSSI pada Rabu (20/1/2019) siang.
Sekjen PSSI, Ratu Tisha mengawali semua jawaban atas pertanyaan soal pengeledahan di Kantor PSSI oleh Satgas Antimafia Bola dengan dua kata: Belum Tahu.
Saat diminya menjelaskan kronologi pengeledahan kantor PSSI oleg Satgas Antimafia Bola, ini jawaban Ratu Tisha.
Baca Juga: Geledah Dua Kantor PSSI, Dokumen Ini yang Dicari Satgas Antimafia Bola
”Ya, saya belum tahu juga detailnya karena apa pun yang kami lakukan untuk sepak bola Indonesia jangan sampai kontraproduktif,” ujar Tisha.
”Kami melakukan apa pun dan bekerja sama antara PSSI dengan kepolisian, seluruhnya kami lakukan untuk kemajuan sepak bola indonesia. Jangan sampai terjadi kontrapoduktif, maksudnya membuat kami terhenti melakukan pekerjaan yang sebenarnya, contohnya seperti preskon ini.”
Baca Juga: Gagal di 16 Besar Piala Asia 2019, Timnas Thailand Terima 4 Miliar
Yang, saat memberikan keterangan ini, Ratu Tisha dalam momen konferensi pers dengan pelatih timnas U-16 Indonesia, Bima Sakti.
Dia pun lalu mengatakan, semua hal yang mereka lakukan apa pun itu intinya untuk kejayaan timnas Indonesia.
Baca Juga: Termasuk Lawan Timnas U-22 Indonesia, Ini Misi ‘Terselubung’ Malaysia
“Caranya bagaimana? Peningkatan pemain, pelatih, dan wasit. Tidak ada cara lain. PSSI dengan sennag hati akan terbuka, tidak ada yang kami tutup-tutupi, kami sudah pertangungjawabkan di kongres,” ujar Ratu Tisha.
”Semua diusahakan di Kongres PSSI, semua berjalan dengan statuta yang ada. Apabila ada elemen-elemen pidana yang terjdi dalam kasus-kasus yang terjadi saat ini, PSSI membantu dari pihak pemerintah, terutama kepolisian.”
Baca Juga: Piala Indonesia 2018 - Borneo FC Pesta di Markas PS Mojokerto Putra
”Sama-sama kami songsong memberantasnya pada area match fixing dan lain sebagainya, yang melanggar integritas olahraga,” tuturnya.
Menurut Tisha, semua yang mereka lakukan ini tidak boleh sampai kontraproduktif atau berpengaruh negatif kepada sepak bola Indonesia.
Baca Juga: 3 Drama Berakhir Happy Ending di Bursa Pemain Liga 1 pada Januari 2019
”Karena, kami sadar ada mimpi dari anak-anak atau adik-adik yang usia U-10 dan U-12, yang bermimpi jadi pemain timnas,” tutur Tisha.
“Mereka harus melihat pemberitaan-pemberitaan yang segar, sehat, bahwa ada harapan, seperti layaknya hari ini. Biar sekarang jadi masalah dan jangan sampai terjadi lagi untuk generasi kemudian hari.”
Baca Juga: Menang 8-0, Persebaya Pastikan Tiket ke 16 Besar Piala Soeratin U-17
Baca Juga: Berhadiah 708 Juta, Fernando Torres Tampil di Piala Tahun Baru Imlek
Baca Juga: Dua Pekan Liga Myanmar 2019, Produktifnya Striker yang Gagal ke Persib