Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Jagat sepak bola Indonesia baru saja dihebohkan dengan status tersangka yang menjerat Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSSI, Joko Driyono.
Joko Driyono ditetapkan tersangka oleh Satgas Antimafia Bola akibat menjadi dalang perusakan barang bukti pengaturan skor pada Jumat (15/2/2019) malam.
Baca Juga : Joko Driyono Terancam Hukuman Penjara 2-4 Tahun
Joko Driyono dijerat dengan pasal 363 KUHP dan atau Pasal 265 KUHP dan atau Pasal 233 KUHP.
Pasal itu menjelaskan tentang tindakan pencurian dan pemberatan atau perusakan barang bukti yang telah terpasang police line.
Namun sebagian masyarakat mungkin masih bingung siapa sosok Joko Driyono tersebut.
Joko Driyono adalah seorang veteran sepak bola yang paling lama bertahan di Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Di kepengurusan PSSI, pertama kali Joko Driyono masuk pada 1991 silam.
Namun Joko Driyono saat masih remaja tercatat sebagai mantan pemain sepak bola.
Dirinya pernah mengikuti turnamen usia muda yaitu Piala Soeratin dengan memperkuat salah satu tim amatir di Ngawi.
Joko Driyono juga merupakan pemain Putra Gelora yang merupakan klub internal Persebaya yang didirikan oleh Ayah Vigit Waluyo bernama Haji Mislan.
Kemudian Joko Driyono hampir saja menjadi pemain sepak bola profesional di klub Arseto Solo, tetapi dirinya memilih untuk melanjutkan kuliah di Institut Teknologi Surabaya (ITS).
Saat lulus dari ITS, Joko Driyono bekerja sebagai wartawan olahraga dan membuatnya memiliki jaringan luas dalam dunia sepak bola.
Joko Driyono kemudian dipercaya menjadi Manajer di Pelita Krakatau Steel pada 1986.
Baca Juga : Joko Driyono Tersangka, Wakil Ketua Satgas Antimafia Bola Sindir GR
Setelah memimpin dengan rekam jejak yang cukup lama di Pelita FC, Joko Driyono mulai masuk sebagai anggota PSSI pada 1991.
Saat itu ketua umum PSSI adalah Azwar Anas sampai 1999.
Kemudian setelah Azwar Anas mundur, Joko Driyono masih menjadi pengurus PSSI pada periode 1999-2003 saat diketuai oleh Agum Gumelar.
Setelah Agum Gumelar, Ketua PSSI dipegang oleh Nurdin Halid dari 2003 hingga 2011, dan masih membuat Joko Driyono bertahan.
Joko Driyono sukses melewati masa-masa sulit saat itu ketika ada dualisme di kubu PSSI.
Joko Driyono juga sempat diangkat menjadi CEO PT Liga Indonesia pada 2011.
Karier Joko Driyono semakin naik pada 17 Juni 2013 ketika dirinya diangkat menjadi Sekretaris Jendral PSSI oleh Ketua Umum Djohar Arifin.
Namun ada pro kontra saat itu karena Joko Driyono rangkap jabatan sebagai CEO PT Liga Indonesia dan Sekjen PSSI.
Baca Juga : Joko Driyono Tersangka, Polisi Mulai Dalami Pengaturan Skor di Liga 1
Pada 2015, Joko Driyono sempat menjadi calon Ketua Umum PSSI yang baru namun akhirnya La Nyalla Mattalitti yang terpilih.
Namun saat kepemimpinan La Nyalla, PSSI justru dibekukan oleh FIFA, dan kompetisi sepak bola di Indonesia terhenti selama masa skorsing.
Namun berkat PT Gelora Trisula Semesta (GTS) yang dikelola Joko Driyono, lahirlah Indonesia Soccer Championship (ISC).
Kompetisi ISC bergulir di tengah pembekuan PSSI akibat intervensi dari pemerintah.
Kemudian pada 2016, La Nyalla tersandung kasus korupsi dan akhirnya jabatan Ketua PSSI digantikan Edy Rahmayadi.
Saat itu Edy Rahmayadi didampingi Joko Driyono yang ditunjuk sebagai Wakil Ketua PSSI.
Namun pada 2018, suara dari masyarakat menginginkan untuk Edy Rahmayadi mundur.
Baca Juga : Joko Driyono Resmi Jadi Tersangka, PSSI Bakal Gelar Rapat Darurat
Hal itu akibat adanya rangkap jabatan karena Edy terpilih sebagai Gubernur Sumatera Utara.
Akhirnya pada Minggu (20/1/2019) di Hotel Sofitel, Bali, Edy Rahmayadi menyatakan mundur dan digantikan oleh Joko Driyono sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSSI.
Joko Driyono juga diketahui merupakan salah satu pemegang saham terbesar dari PT Jakarta Indonesia Hebat.
PT Jakarta Indonesia Hebat merupakan salah satu dari dua pemegang saham dari Persija Jakarta saat ini.
Namun adanya kecurigaan dari masyarakat mengenai adanya praktek pengaturan skor di kompetisi Liga Indonesia membuat polisi akhirnya membentuk Satgas Antimafia Bola.
Joko Driyono pun ikut tersandung kasus tersebut dan menjadi dalang perusakan bukti pengaturan skor.