Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Djarum Superliga Badminton 2019 - Zhang Beiwen Dikalahkan Pemain 19 Tahun

By Delia Mustikasari - Selasa, 19 Februari 2019 | 20:50 WIB
Pebulu tangkis tunggal putri Berkat Abadi, Zhang Beiwen bersalaman dengan Desima Aqmar Syarafina (Tiket.com Champion Klaten) pada Djarum Superliga Badminton 2019 di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung, Selasa (19/2/2019). (PB BERKAT ABADI)

BOLASPORT.COM - Sebuah kejutan terjadi pada laga antara tim putri Berkat Abadi dan Tiket.com Champion Klaten di Djarum Superliga Badminton 2019, 18-24 Februari.

Pebulu tangkis asal Amerika Serikat yang memperkuat Berkat Abadi, takluk di tangan pemain taruna, Desima Aqmar Syarafina, 17-21, 11-21 pada laga yang berlangsung di GOR Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung, Selasa (19/2/2019)

Zhang memang tak tampil di permainan terbaiknya. Pemain ranking ke-12 dunia yang juga juara pada India Open 2018 Super 500 ini banyak membuat kesalahan sendiri dan tak dapat mengantisipasi pengembalian shuttlecock Desima.

"Saya senang bisa menang dari lawan, tetapi saya kurang puas. Memang tidak seperti ekspektasi saya, dia mainnya tidak terlalu safe. Kalau saya tahan beberapa pukulan, dia membuat kesalahan," kata Desima.

"Saya sebenarnya tertinggal pada awal gim pertama. Tetapi, saat bisa menyusul dan membalikkan keadaan, saya yakin kalau saya bisa," kata pemain kelahiran 2000 ini.

Sementara itu, manajer tim PB Berkat Abadi, Fran Kurniawan mengatakan bahwa Zhang belum bisa menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan di Sabuga.

Baca Juga : Hanna Ramadini Sempat Dianggap Aneh Saat Kenakan Hijab pada Liga China

"Zhang belum mendapat suasana pertandingan karena baru pertama kali bertanding di Sabuga. Dia baru tiba di Bandung pada Sabtu (16/2/2019) malam. Saat hendak latihan, jamnya bertepatan dengan konferensi pers sehingga dia belum dapat feel-nya," ucap Fran.

"Lapangan pertandingan di sini juga berbeda dengan lapangan di luar negeri yang berbentuk lingkaran, sementara di sini setengah lingkaran. Tetapi, di satu sisi saya senang ada pemain junior yang bisa mengalahkan pemain kelas atas karena seumuran dia belum mendapat kesempatan turun di turnamen kelas tinggi," ujar Fran.