Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Bos PSM Makassar, Munafri Arifuddin atau yang akrab disapa Appi, itu punya satu jagoan untuk mengisi jabatan sebagai Ketua Umum PSSI.
Appi mengaku antusias menyambut babak baru dalam kepengurusan PSSI.
Sebagaimana dikabarkan psmmakassar.co.id, Appi mulai getol membahas soal Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI.
PSSI, melalui Pelaksana Tugas Ketumnya, Joko Driyono, memang telah memastikan akan menggelar KLB.
Baca Juga: Agenda Seru untuk Wasit Liga Singapura Sebelum Tugas untuk Musim 2019
Baca Juga: Ketua KPSN Minta Komite Ad Hoc PSSI Dibubarkan karena Tak Sejalan dengan Satgas
Kendati demikian, jadwal pasti badan permusyarawatan di Federasi Sepak Bola Indonesia tersebut belum dapat diketahui.
Appi menganggap mantan Kepala BNN, Budi Waseso sebagai sosok yang tepat untuk mengisi kursi kosong itu.
Alasannya, Budi yang merupakan purnawirawan Polri dianggap memiliki integritas yang baik.
"Saya melihat sosok Budi Waseso layak. Polisi dengan jabatan (terakhir) jenderal yang tegas dan berani," kata Appi, kutip BolaSport.com dari laman resmi PSM.
Baca Juga : Tak Sesederhana Kelihatannya, Ini Jalan Panjang Menuju Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI
Tak hanya itu, pria lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang itu juga dinilai banyak mempunyai hubungan dengan pihak-pihak yang dapat membantu tugasnya nanti, bila terpilih sebagai Ketum PSSI.
Saat ini, pria yang akrab disapa Buwas tersebut menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Dia yang lahir di Pati, Jawa Tengah ini juga pernah menjabat sebagai Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim).
"Yang pasti, juga banyak link untuk menjaga sepak bola kita tetap bersih," ujarnya.
Baca Juga : Satgas Antimafia Bola Pastikan Tak Bakal Campuri Urusan Dapur PSSI
Ada pun mengenai waktu ideal bagi penyelenggaraan KLB, Appi menyerahkan seluruhnya kepada PSSI.
Namun, dia menyatakan bila lebih baik agenda nasional, Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg), berlalu terlebih dahulu.
"Biarkan dulu lewat Pilpres dan Pileg, supaya tidak ada kepentingan politik yang ikut masuk di KLB," tuturnya.