Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Penggabungan tim Korea Selatan dan Korea Utara dalam suatu cabang olahraga beberapa tahun terakhir sering terlihat.
Gabungan tim antara dua negara tersebut pun sering bernaung di bawah bendera Unifikasi Korea. Namun, pada kenyataannya masih ada beberapa pihak yang enggan dengan hal tersebut.
Salah satunya ada pada tim cabang olahraga tenis meja Korea Selatan.
Dilansir BolaSport.com dari Yonhap News Agency, sebagian besar pemain timnas tenis meja Negeri Ginseng tersebut menentang adanya gagasan untuk menggabungkan tim mereka dengan tim dari Korea Utara pada Olimpiade 2020 mendatang.
Awalnya, Asosiasi Tenis Meja Korea Selatan (KTTA) menggelar rapat untuk mendiskusikan mengenai pembentukan tim Unifikasi Korea.
Akan tetapi, setelah dilakukan beberapa survei kepada para pemain, KTTA menyimpulkan bahwa gagasan tim gabungan tersebut tak bisa dilanjutkan.
KTTA telah mensurvei sebanyak 10 pemain timnas Korea Selatan.
Baca Juga : Prestasi Mentereng, Pelatih Panjat Tebing Indonesia Diundang ke China dan Jepang
Dari 10 pemain yang di survei, lebih dari 50 persen tidak suka jika harus digabungkan dengan tim tenis meja Korea Utara.
Dengan adanya fakta tersebut, KTTA mengklaim bahwa akan semakin sulit membentuk tim gabungan pada Olimpiade 2020 jika dari pihak pemain sendiri saja enggan untuk melakukannya.
Padahal, akhir tahun lalu, kedua negara tersebut sempat bertandem dalam ITTF World Tour Grand Finals, di Incheon, Korea Selatan.
Pada kejuaraan tersebut, pasangan ganda campuran gabungan dari dua negara, Jang Woo-jin (Korsel) dan Cha Hyo-sim (korut), berhasil meraih medali perak.
Sejauh ini, keputusan tentang cabang olahraga yang bakal bernaung di bawah bendera Unifikasi Korea di Olimpiade 2020 ialah bola basket putri, hoki putri lapangan, dayung dan judo.
Satu Pemain Timnas U-22 Indonesia yang Rasakan Dua Gelar Piala AFF https://t.co/N7YBKzvkUC
— BolaSport.com (@BolaSportcom) March 4, 2019