Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) melalui Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi, Susy Susanti mengumumkan pemanggilan Rionny Frederik Lambertus Mainaky sebagai pelatih utama tunggal putri pelatnas Cipayung, Jumat (15/3/2019).
Rionny akan bertugas didampingi oleh Minarti Timur sebagai asisten pelatih utama sektor ini dan Herli Djaenudin, pelatih atlet pratama.
"Sudah diputuskan Rionny Mainaky menjadi pelatih utama tunggal putri. Resminya mulai melatih tanggal 1 April. Tetapi, di pada Maret ini, Rionny sudah ada di Cipayung," kata Susy seperti dilansir BolaSport.com dari Badmintonindonesia.org.
Pemanggilan pelatih PBSI sebelumnya sudah dilakukan sejak awal tahun atau pada Januari. Namun, nama Rionny baru diumumkan sekarang karena menunggu kontraknya dengan Jepang berakhir.
Susy mengatakan bahwa dia tak ingin mengganggu komitmen Rionny dengan Jepang yang baru berakhir setelah All England 201, pekan lalu.
"Kami mau saling menjaga. Dengan dia masih terikat kontrak dengan Jepang, kami tidak mau mengganggu. Kami ada kode etik juga. Kami tidak mau kontrak Rionny dengan Jepang kemarin, terganggu di tengah jalan. Kami dari PBSI dan Rionny juga sepakat hubungan kami dengan Jepang kedepannya akan tetap baik," kata Susy.
Proses pencarian dan pendekatan calon pelatih utama tunggal putri sudah terjadi sejak tahun lalu. Susy mengatakan, ia cukup selektif dalam mencari sosok yang tepat untuk menggembleng Gregoria Mariska Tunjung cs.
Sebelumnya, Susy dan tim PBSI sudah mengantongi beberapa nama pelatih. Namun, dengan berbagai pertimbangan dan kebutuhan, nama Rionny akhirnya diputuskan untuk mengisi posisi pelatih utama tunggal putri.
"Jadi memang dari tahun lalu kami mencari-cari orang yang tepat. Sebenarnya ada banyak sekali calonnya, ada yang mengajukan diri, ada yang kami pantau juga. Tetapi, kami juga mencari yang sesuai dengan kebutuhan. Kami tidak menutup mata kalau putri-putri Jepang saat ini bagus-bagus dan kuat," aku Susy.
"Tunggal putri kami memang paling ketinggalan dibanding sektor lain. Kami mau menciptakan yang terbaik seperti di Jepang. Kami melihat karakter, tekad, semangat dari atlet-atlet Jepang. Ternyata kan ada pelatih Indonesia di sana, Rionny Mainaky. Kami lakukan pendekatan dan akhirnya beliau setuju," ujar Susy.
Menurut Susy, sebelumnya ada beberapa nama yang masuk seleksi. Tetapi, belum menemukan kesesuaian dan tidak masuk dalam kriteria PBSI. Selain itu, ada yang kontraknya dengan negara lain belum berakhir.