Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT - Tak dapat bola, kaki pun jadi, itulah Vinnie Jones. Berkat gaya bermainnya yang kotor itu namanya masuk dalam sebuah rekor Liga Inggris.
Sepanjang karier sepak bolanya di Liga Inggris, Vinnie Jones dikenal sebagai gelandang bertahan garang yang sering bermain kasar.
Hukuman kartu kuning dan merah dari wasit sudah biasa, tak ada yang heran.
Nama Vinnie melejit bersama Wimbledon FC (sejak 2004 hingga kini bernama Milton Keynes Dons) saat sukses menjuarai Piala FA 1988 dengan mengalahkan tim favorit Liverpool dengan skor 1-0.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Debut Jadi Kapten Man United, Ronaldo Borong 2 Gol
Di Wimbledon ia dikenal sebagai salah satu kwintet terkenal, The Crazy Gang, bersama Dennis Wise, Mick Harford, John Fashanu, dan Lawrie Sanchez.
The Crazy Gang mengandalkan fisik saat bertanding dan kemampuan itu dimiliki Vinnie Jonnes dan John Fashanu.
Fashanu sebagai striker tugasnya tentu mendulang gol, berbeda dengan Vinnie yang beroperasi di lini tengah.
Vinnie dibebani pekerjaan kotor dengan mengasari lawan saat hendak mencuri bola.
Berkat gaya bermain dan sifatnya yang temperamental itu Vinnie pun membubuhkan rekor di Liga Inggris Premier League pada 21 Maret 1992.
Pada hari itu ia memperkuat Chelsea dalam pertandingan Premier League melawan Sheffield United di Stadion Stamford Bridge, London.
Pertandingan belum genap 10 detik, Vinnie Jones langsung diganjar kartu kuning oleh wasit Jim Borrett.
Pria kelahiran Watford, Inggris, yang saat ini berusia 54 tahun melanggar gelandang andalan tim tamu, Dane Whitehouse.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Jantung Fabrice Muamba Berhenti 78 Menit di White Hart Lane
Wasit langsung bertindak tegas pada Vinnie dengan memberikannya kartu kuning tepat tiga detik setelah laga dimulai.
Dalam autobiografinya, "Vinnie Jones: It's Been Emotional", ia mengaku terlalu beringas dan cepat panas sesaat peluit babak pertama dibunyikan.
"Saya kayaknya terlalu semangat, terlalu liar, terlalu kuat, atau terlalu cepat, karena setelah tiga detik saya bisa merasa telat banget melakukannya," bebernya.
Pada laga tersebut Chelsea mengalami kekalahan 1-2 di mana dua gol Sheffield diborong oleh Whitehouse.
Hanya semusim Vinnie Jones bermain untuk Si Biru dari London tersebut.
Musim berikutnya ia memilih mengabdi lagi bersama Wimbledon hingga 1998 dan gantung sepatu di Queens Park Rangers pada musim berikutnya.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Timnas Indonesia Dihantam India di Laga Pertama Asian Games 1951
Jika kebanyakan pesepak bola pasca pensiun beralih profesi menjadi pelatih atau pandit, Vinnie Jones justru berbeda.
Vinnie Jones terjun ke dunia perfilman dengan menjadi aktor sejumlah film box office di antaranya adalah; Lock, Stock and Two Smoking Barrels (1992), Mean Machine (2001), EuroTrip (2004), dan X-Men: The Last Stand (2006).
Kesan maskulinitas, emosional dan sangar tak bisa lepas dari Vinnie Jones.
Ciri khas itu begitu melekat sehingga Vinnie sering diberi peran yang tak jauh berbeda dari karakter aslinya.
Contohnya pada film Mean Machine ia menjadi seorang pesepak bola bermasalah di dalam maupun luar lapangan, dan saat membintangi film X-Men: The Last Stand, Vinnie membintangi karakter antagonis, Juggernaut, seorang mutan yang gemar mengamuk.