Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM -Raksasa Inggris, Chelsea memiliki rekor yang mengesankan di kompetisi Eropa kala memecat pelatih di tengah musim.
Tekanan kembali menghinggapi pelatih Chelsea, Maurizio Sarri setelah kalah 0-2 dari Everton di Gooddison Park dalam laga pekan ke-31 Liga Inggris, Minggu (17/3/2019).
Kekalahan tersebut melengkapi catatan buruk Sarri di Liga Inggris yang juga sempat dihancurkan Manchester City enam gol tanoa balas.
Baca Juga: List 23 Pemain Timnas U-23 Vietnam, Satu Pemain Cedera Dipertahankan
Baca Juga: Dijamu Myanmar, 3 Kans Kejutan Timnas Indonesia dari Simon McMenemy
Namun, mantan pelatih Napoli tersebut berhasil menyelamatkan muka The Blues di Liga Europa, dengan mencapai perempat final.
Chelsea selanjutnya akan menghadapi Slavia Praha pada 12 April 2019.
Melihat catatan tersebut, petinggi Chelsea dikabarkan tak tinggal diam dan melakukan pertemuan guna membahas masa depan Sarri.
Baca Juga: Sarri Dinilai Jeblok, Simeone Kandidat Pelatih Chelsea Berikutnya
Baca Juga: Tak Peduli Chelsea Dihukum, Hazard Tetap Ngotot Gabung Real Madrid
Para petinggi dirumorkan telah memberikan usul bahwa Chelsea harus segera bertemu dengan Sarri.
Namun demikian, dilansir BolaSport.com dari Football London, salah satu akun twitter penggemar Chelsea, Chelsea Youth, mengungkapkan bahwa The Blues punya catatan menarik di Eropa, saat mereka memecat pelatih jelang berakhirnya musim.
Stolen from someone else apparently not on here, so with due credit to them:
Chelsea have played in 5 European Finals. The last four came in seasons they sacked their manager.
1998: Gullit -> Vialli
2008: Mourinho -> Grant
2012: AVB -> Di Matteo
2013: Di Matteo -> Benitez????
— Chelsea Youth (@chelseayouth) March 19, 2019
Baca Juga: Langkah Strategis Timnas Thailand Pascagagal di Piala Asia 2020
Baca Juga: Terkini dari Timnas U-23 Vietnam Jelang Bersua Indonesia dan Thailand
Setidaknya, ada empat pergantian pelatih yang berbuah manis bagi Chelsea.
Pada 1998, pelatih asal Belanda, Ruud Gullit digantikan oleh Gianluca Vialli, Chelsea kemudian berhasil menyabet gelar Piala Winners dengan mengalahkan klub asal Jerman, Stuttgart di final.
Catatan itu berlanjut pada 2008, pergantian pelatih dari Jose Mourinho ke Avram Grant berhasil membawa Chelsea ke final Liga Champions di Moskow.
Baca Juga: Sebelum Bersua Timnas Indonesia, Jamu Taiwan dan Myanmar Gagal Menang
Baca Juga: Timnas U-23 Indonesia Bisa Manfaatkan Tiga Kelemahan Vietnam Ini
Sayangnya, Chelsea yang kala itu masih diisi bintang-bintang, seperti Didier Drogba, Frank Lampard, dan John Terry gagal membawa pulang trofi "Si Kuping Besar.".
The Blues kalah adu penalti dari Manchester United.
Berlanjut pada 2012, Chelsea memecat Andre Villas Boas, setelah kalah 3-1 dari Napoli di 16 besar Liga Champions.
Beruntung bagi pasukan Stamford Bridge karena sang suksesor, Roberto Di Matteo berhasil menyabet trofi Liga Champions, setelah menyingkirkan Benfica, Barcelona, dan Bayern Muenchen.
Baca Juga: Roman Abramovich Terkendala Visa, Chelsea Diminati Investor Baru
Baca Juga: Tawaran Rp 1,3 Triliun Real Madrid untuk Eden Hazard Ditolak Chelsea
Musim berikutnya, Di Matteo yang telah diberi kontrak permanen, gagal memenuhi ekspektasi.
Di Matteo kemudian digantikan oleh mantan pelatih Liverpool, Rafael Benitez, yang kemudian berhasil meraih trofi Liga Europa musim 2012-2013.
Gelar tersebut membuat Chelsea sejajar dengan Ajax, Bayern, Juventus, dan Manchester United, yang telah mengoleksi semua trofi antarklub Eropa.
Baca Juga: Gusti Randa Jadi ’Bintang’, Plt Ketum PSSI Sekaligus Komisaris PT LIB
Baca Juga: Timnas U-23 Indonesia Bisa Manfaatkan Tiga Kelemahan Vietnam Ini
Fan Chelsea percaya diri klubnya bakal meraih gelar Liga Europa, mengingat Slavia Praha bukanlah lawan yang sulit untuk dikalahkan.
Kemenangan di Liga Europa bakal mengunci peluang Chelsea melaju ke Liga Champions musim 2019/2020.
Masih diragukan, apakah Chelsea bakal meneruskan catatan tersebut, tentu performa tim asuhan Sarri setelah jeda internasional bakal jadi jawabannya.
Baca Juga: Keren, Kiper Satu Negara di Pasifik Barat Ini Pakai Produk Indonesia
Baca Juga: Kebintangan Chanathip Songkrasin di Jepang Tingkatkan Penjualan Sepatu