Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Bek Liverpool dan timnas Belanda, Virgil van Dijk, mengisahkan pengalaman penyakit yang hampir merenggut nyawanya.
Virgil van Dijk kini tengah menikmati puncak kariernya bersama Liverpool setelah ditransfer dari Southampton pada Januari 2018.
Nilai transfer yang dikeluarkan Liverpool sebesar 70,92 juta poundsterling (sekitar Rp 1,3 triliun) menjadikan Virgil van Dijk sebagai bek termahal dunia.
Jika ditarik ke belakang 10 tahun lalu, ada kejadian yang tak bisa dilupakan oleh Virgil van Dijk saat masih merintis kariernya.
Tepatnya, kala musim pertama membela FC Groningen pada 2009 dengan usia van Dijk saat itu masih 17 tahun.
Baca Juga : Rekor Van Dijk sebagai Bek Termahal Terancam oleh 2 Nama Baru
Baca Juga : VIDEO - Gol Striker Muda Jerman Buat Van Dijk Kelabakan dan Buang Ingus
Awalnya, ia mengeluh sakit di bagian perut dalam sesi latihan bersama rekan-rekan setimnya.
Tim medis Groningen lalu mengecek kondisi Virgil van Dijk dan menyarankan sang pemain untuk menghentikan latihan. Namun, Van Dijk menolak.
Bahkan, setelah kondisinya memburuk dua hari kemudian, pemain berdarah Suriname ini tetap menolak pergi ke dokter.
Akhirnya, Van Dijk mau pergi ke dokter setelah diajak rekan setimnya, Tim Keurntjes, untuk memeriksakan kondisi tubuhnya.
Dokter mengatakan bahwa Virgil van Dijk sehat dan hanya memberikan obat penghilang rasa sakit.
Namun, diagnosis dokter salah karena Van Dijk justru ditemukan sang ibu, Ruby, meringkuk kesakitan beberapa hari kemudian dan dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans.
Baca Juga : VIDEO - Gol Leroy Sane untuk Jerman Bikin Bek Belanda Jatuh Terguling
Kala itu, ibu Van Dijk diberitahu dokter bahwa sang anak telah mengalami usus buntu akut.
Lebih lanjut, dokter mengklaim bahwa hanya kondisi fisik luar biasa yang mampu memulihkan kondisi bek berambut gondrong tersebut.
Mengingat momen tersebut, Van Dijk mengaku hanya takut membayangkan dirinya ada di ujung kematian.
"Saya melihat kematian di mata saya, itu adalah pengalaman yang sangat buruk," kata Van Dijk seperti dilansir BolaSport.com dari laman Mirror.
"Untuk kali pertama sepanjang hidup, sepak bola tak lagi penting bagi saya. Saya hanya memikirkan untuk mencoba tetap hidup," ujar Van Dijk menambahkan.
Mantan pemain Celtic FC itu pun menyatakan bahwa dalam situasi genting tersebut, ia mempersiapkan segala hal terburuk yang bisa saja terjadi dalam hidupnya.
Baca Juga : Virgil van Dijk Ingatkan Timnas Belanda Untuk Waspadai Jerman
"Sejujurnya, ibu dan saya terus berdoa kepada Tuhan kala kami mendiskusikan berbagai skenario," ucap Van Dijk.
"Salah satunya saya harus menandatangani dokumen sehingga jika setelah itu saya mati, sebagian uang saya akan diserahkan kepada ibu."
"Tiada yang ingin membahas soal ini, tetapi ini perlu karena ada kemungkinan saya meninggal dunia," tutur kapten timnas Belanda ini meneruskan.
Van Dijk mengatakan, setelah menandatangani dokumen itu, yang bisa ia lakukan hanya terbaring dan menyaksikan seluruh selang dan kabel terpasang di tubuhnya.
"Tubuh saya seperti remuk, saya tak bisa melakukan apa pun. Segala hal buruk berkecamuk dalam pikiran saya," kata Van Dijk.
Nyawa bek berpostur 193 sentimeter itu akhirnya terselamatkan setelah menjalani operasi dan perawatan intensif.
Ia pun kembali ke Groningen saat pramusim dengan berat badan yang turun drastis, lebih dari 14 pounds (sekitar 6,3 kilogram).