Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - PSIM Yogyakarta sangat serius dalam menghadapi Liga 2 2019 karena memasang target lolos ke Liga 1 2020.
Setelah mendapatkan investor baru yakni pengusaha pasar modal asal Semarang, Bambang Susanto, PSIM Yogyakarta mendapatkan dana melimpah dalam melakukan pembelian pemain.
Baca Juga: Mantan Bek Persib Dikabarkan Tertarik Melatih PSIM Yogyakarta
Bambang Susanto yang merupakan rekan kerja pemilik Bali United, Pieter Tanuri, berencana untuk memboyong pelatih dan pemain Bogor FC.
Bambang Susanto yang saat ini menjabat sebagai Chief Executif Officer (CEO) sementara PT PSIM Jaya, sudah mencapai kesepakatan lisan dengan manajemen Bogor FC.
Dia akan memboyong sang juru taktik Bogior FC menuju Yogyakarta.
Baca Juga: Timnas Indonesia Bungkam Myanmar dengan 3 Bek, Ini Kata Yanto Basna
Meski masih menjadi pelatih Bogor FC, Vladimir Vujovic, akan dibajak oleh manajemen Laskar Mataram, julukan PSIM.
"Sudah mendapat konfirmasi, saya dan manajemen Bogor FC sudah setuju untuk menarik Vlado ke PSIM," kata Bambang dilansir BolaSport.com dari Tribun Jogja.
"Masih secara lisan, tetapi karena saya berteman dengan mereka, sama-sama berbisnis di pasar modal, ya intinya a promise is a debt."
Baca Juga: Timnas Jepang Menang, yang Jadi Pahlawan Pemain Milik Klub Liga Qatar
Vlado, sapaan Vujovic, yang merupakan mantan bek Persib Bandung itu, diharapkan mampu membujuk beberapa pemain Bogor FC untuk bergabung dengan Laskar Mataram.
Baca Juga : Son Heung-Min Cetak Gol, Timnas Korea Selatan Bungkam Kolombia
"Saya harapkan semuanya sekalian saja (pemain Bogor FC), biar cepat beres kan. Pemain kami juga baru delapan, tentu butuh cukup banyak tambahan," ucap Bambang.
"Kalau mereka siap dan bagus kenapa tidak. Saya harap sih, dia boyong gerbongnya karena target kami juga jelas promosi ke Liga 1," tuturnya.
Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1 - Eks Striker Persija Merapat ke PSS Sleman
Bambang menilai, kualitas pemain tentu menjadi aspek utama dalam menentukan kekuatan tim.
Hal itu dilakukan oleh Bambang karena tidak ingin melihat tim kebangaan Brajamusti dan Maident terus berada di kasta kedua Liga Indonesia.
Apalagi tim tetangga yaitu PSS Sleman sudah berada di Liga 1.