Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Peran Aktif Suporter PSS Sleman Perangi Rasialis di Piala Presiden 2019

By Mochamad Hary Prasetya - Minggu, 7 April 2019 | 11:33 WIB
Brigata Curva Sud, salah satu suporter PSS Sleman yang menempati tribune selatan pada laga PSS Slem ( CHRISTINA KASIH/BOLASPORT.COM )

Baca Juga : Permalukan Madura United, Persebaya Hadapi Arema FC di Final Piala Presiden 2019

“Saya merasa gembira sekali berada di sini (Stadion Maguwoharjo). Ini seperti saya berada di rumah saya, di Italia. Luar biasa memang. Semua orang tahu, mereka (suporter PSS) adalah suporter yang luar biasa,” kata Fabio Lopez.

TRIBUN KALTIM
Pelatih Borneo FC, Fabio Lopez.

BCS memang cukup berbeda dengan kelompok suporter sepak bola yang lainnya di Indonesia. Kelompok suporter yang lahir pada 2009 itu berkiblat ke Italia dalam memberikan dukungan kepada PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo.

Peran aktif BCS kembali terlihat saat PSS Sleman berjumpa Persija Jakarta pada laga terakhir Grup D Piala Presiden 2019 di Stadion Maguwoharjo. Laga tersebut memecahkan rekor penonton terbanyak Piala Presiden 2019 setelah sempat dipegang oleh laga Arema FC kontra Persela Lamongan.

Sebanyak 29.150 penonton, termasuk BCS dan Slemania, hadir ke dalam stadion berkapasitas 30 ribu orang tersebut. Di luar Stadion Maguwoharjo juga masih banyak suporter PSS Sleman dan Persija Jakarta yang tidak mendapatkan tiket pertandingan. Para suporter baik BCS, Slemania, maupun The Jakmania sama-sama bernyanyi secara lantang untuk memberikan dukungan kepada tim kebanggaannya.

TWITTER.COM/INFOKOMJAKMANIA
Suporter Persija Jakarta, The Jak Mania, Memadati Tribune Timur Stadion Maguwoharjo, Sleman. Laga Kontra PSS Sleman Memecahkan Rekor Jumlah Penonton Terbanyak di Piala Presiden 2019

Pujian kembali datang untuk BCS. Kali ini Ketua Umum The Jakmania, Ferry Indrasjarief, yang menyatakan kekagumannya. Pria yang akrab disapa Bung Ferry itu salut dan takjub kepada BCS. Menurut Bung Ferry, BCS hanya fokus memberikan dukungan kepada PSS Sleman tanpa hanya bernyanyi dengan nada rasial ke klub lawan. Sebuah sikap fair play yang harus diteladani oleh seluruh kelompok suporter di Indonesia.

Baca Juga : Gagal di Piala Presiden 2019, PSS Sleman Evaluasi Kedalaman Skuat

Memang tak bisa dipungkiri masih banyak suporter sepak bola Indonesia yang melakukan rasialisme atau menghina tim lawan. Padahal, tindakan rasial tersebut sudah dilarang oleh FIFA, induk tertinggi sepak bola dunia. Sementara, BCS dinilai sama sekali tidak merugikan tim lawan, meskipun saat itu PSS Sleman harus kalah 0-2 dari Persija Jakarta.