Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Semboyan Bhinneka Tunggal Ika hadir di dalam wajah baru trofi Piala Presiden 2019.
Surya Aditya selaku seniman asal Indonesia sudah memperbarui piala tersebut dengan dipenuhi filosofi dan nilai futuristik.
Surya Aditya mengatakan konsep pembaruan trofi Piala Presiden 2019 tidak melenceng jauh dari konsep lama.
Ia hanya menambahkan beberapa ornamen agar bentuk trofi lebih indah.
Pihaknya tidak mengubah bentuk dasar trofi Piala Presiden yang sudah ada sejak 2015.
Trofi Piala Presiden sebelumnya dibuat oleh seniman asal Bali, Ida Bagus Ketut Lasem.
Baca Juga : Fabiano Beltrame Sebut Kota Bandung Seperti Rumahnya di Brasil
"PSSI meminta kami untuk memberikan sentuhan perak supaya piala itu punya nilai prestise dan futuristik," kata Surya Aditya seperti BolaSport.com kutip dari laman resmi PSSI, Rabu (10/4/2019).
Dari rekaman video di akun Instagram resmi Piala Presiden 2019, terlihat ada ornamen perak dan batu-batuan khusus yang ditambahkan ke beberapa begian dari trofi tersebut.
Batu yang dipilih itu mempunyai nilai-nilai keindahan dan juga filosofi.
"Kami beri susunan perak dan batu-batu Nusantara di bagian bawah," katanya.
"Batunya kami ambil khusus dari beberapa daerah di Nusantara. Kami ingin piala ini tidak kehilangan nilai tradsional, tapi juga ada sentuhan modern," ucap Surya Aditya.
Dalam trofi Piala Presiden 2019 itu ada motif bunga mandalika.
Baca Juga : Bahas Polemik Sepak Bola Indonesia, FIFA dan AFC Batal Bertemu PSSI
Bunga itu adalah representasi dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya "berbeda-beda tapi tetap satu jua."
Trofi tersebut nantinya akan diserahkan kepada Persebaya Surabaya atau Arema FC yang tampil sebagai juara Piala Presiden 2019.
Dijadwalkan, final leg kedua Piala Presiden 2019 akan berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, Jawa Timur, Jumat (12/4/2019).
Baca Juga : Gojek Mundur, PT LIB Pastikan Sponsor Liga 1 2019 Lebih dari Satu
"Ukiran ornamen bunga mandalika itu adalah bunga khas Nusantara yang juga merepresentasikan Bhinneka Tunggal Ika," kata Surya Aditya.
"Visual bunga itu kelopaknya kan berpisah-pisah, tapi menyatu di pangkal atas," ucapnya.