Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Barcelona menikmati kejayaannya semasa diasuh oleh Pep Guardiola antara 2008-2012 sebagai salah satu klub terbaik di era sepakbola modern.
Selama di Barcelona, Pep Guardiola mampu memenangkan berbagai trofi prestise yaitu Liga Champions (dua kali), Liga Spanyol (3), Copa del Rey (2), hingga Piala Dunia AntarKlub (2).
Selain itu, Guardiola juga menjadi pelatih pertama dalam sejarah yang mampu mengangkat enam trofi resmi sekaligus pada 2009.
Namun, prestasi gemilang Guardiola tidak semulus dengan hubungannya pada beberapa pemain, salah satunya Samuel Eto'o.
Baca Juga : Man United Vs Barcelona - Pertarungan Paul Pogba dan Lionel Messi
Baru-baru ini Samuel Eto'o mengklaim bahwa dirinya adalah pemain yang berandil besar atas kesuksesan Barcelona.
Samuel Eto'o mengklaim jika keberhasilan Barcelona di era Guardiola bukan karena sang pelatih maupun Lionel Messi.
"Guardiola adalah orang Barcelona, tetapi selama tahun-tahun yang saya habiskan di sana, dia tidak dapat memahami karakter pemain," kata Eto'o kepada beIN Sport dilansir BolaSport.com.
"Saya meminta Guardiola meminta maaf kepada saya, karena seungguhnya kesuksesan Barcelona bukan karena Lionel Messi tetapi karena saya.
"Itu adalah eranya saya, era Messi datang kemudian, Anda bisa menanyakannya kepada Xavi Hernandez dan Andres Iniesta, dan pemain lainnya," ujar Eto'o menambahkan.
Baca Juga : Man United Vs Barcelona - Tanpa 6 Bintang, Termasuk Bocah Termahal
Samuel Eto'o dikenal memiliki hubungan sulit dengan Pep Guardiola saat membela Barcelona selama lima tahun pada medio 2004-2009
Karena bermusuhan, dirinya dan Ronaldinho pernah dianggap Guardiola menjadi biang perpecahan di skuat Barcelona.
Ronaldinho lantas hengkang ke AC Milan pada 2009, sementara Eto'o merapat ke Inter Milan pada tahun berikutnya.
Dalam musim pertamanya berseragam Nerazzurri, Eto'o langsung meraih kesuksesan dengan menyabet treble winner.
Termasuk salah satu keberhasilan di antaranya adalah menyingkirkan Barcelona pada babak semifinal sebelum akhirnya meraih gelar Liga Champions.