Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Perjalanan Juventus Juara Liga Italia 8 Musim Beruntun sejak 2011-2012

By Pradipta Indra Kumara - Minggu, 21 April 2019 | 08:04 WIB
Juventus menjadi juara Liga Italia 2018-2019, atau yang ke delapan secara beruntun sejak musim 2011-2012. (JUVENTUS FC)

BOLASPORT.COM - Juventus telah memastikan gelar Juara Liga Italia musim 2018-2019, sekaligus menjadi yang ke delapan secara beruntun sejak musim 2011-2012.

Sejak musim 2011-2012, dominasi Juventus di Liga Italia seolah tak terbendung.

Gelar ke delapan secara beruntun di Liga Italia, menjadi bukti dominasi Juventus.

Kepastian gelar ke delapan Juventus didapatkan setelah menundukkan Fiorentina dengan skor 2-1.

Twitter @juventusfc
Bek kiri Juventus, Alex Sandro, mencetak gol dalam laga melawan Fiorentina pada pekan ke-33 Liga Italia, Sabtu (20/4/2019) di Allianz Stadium Turin.

Baca Juga : Real Madrid Harus 'Tumbalkan Ibrahimovic' demi Datangkan Luka Jovic

Gelar Liga Italia musim ini membuat tim berjulukan I Bianconeri itu menjadi tim pertama di 5 liga top Eropa yang memenangi laga sebanyak 8 kali secara beruntun.

Jika dilihat dari sejarah, AC Milan adalah tim terakhir yang memenangi Liga Italia sebelum catatan mentereng Juventus pada musim 2010-2011.

Pada musim 2011-2012, Juventus sukses memenangi Liga Italia dengan catatan tanpa terkalahkan.

Juventus menang 23 kali dan imbang 15 kali dalam 38 laga dengan koleksi 84 poin.

Baca Juga : Zidane Targetkan 4 Posisi yang akan Diperbaiki pada Bursa Transfer

Posisi kedua kala itu ditempati AC Milan yang mengoleksi 80 poin, seperti dilansir BolaSport.com dari Transfermarkt.

Musim 2012-2013, Juventus kembali memenangi Liga Italia dengan koleksi 87 poin.

Tim hitam putih menang 27 kali, imbang 6 kali, dan kalah 5 kali pada musim tersebut.

Napoli menjadi pesaing terdekat Juventus dengan koleksi 78 poin.

Baca Juga : Syarat Ronaldo Bertahan di Juventus setelah Gagal di Liga Champions

Musim 2013-2014 Juventus semakin menunjukkan dominasinya di Liga Italia.

Juve meraih 102 poin hasil dari 33 kemenangan, 3 hasil imbang, dan 2 kekalahan dalam 38 laga.

Juventus mencetak 80 gol dan kebobolan 23 kali, catatan terbaik di antara tim lainnya.

AS Roma yang menjadi pesaing terdekat hanya mampu meraih 85 poin.

Musim berikutnya (2014-2015), Juventus dan AS Roma kembali bersaing.

Baca Juga : Transfer Eden Hazard ke Real Madrid hanya Tinggal Menghitung Hari

Juventus akhirnya keluar sebagai juara setelah mengoleksi 87 poin dari 38 laga.

Juventus menang 26 kali, imbang 9 kali dan kalah 3 kali pada musim tersebut.

AS Roma yang berada di peringkat 2 hanya mengoleksi 70 poin.

Musim itu juga spesial untuk Juventus karena meraih 2 gelar sekaligus.

Selain gelar Liga Italia tim asal kota Turin itu juga meraih gelar Coppa Italia.

Baca Juga : Hegemoni Cristiano Ronaldo di Liga Champions Terhenti oleh Pemain Muda

Gelar Coppa Italia diraih Juve secara beruntun dari musim 2014-2015 hingga 2017-2018.

Pada Musim 2015-2016 Juventus memenangi Liga Italia dengan koleksi 91 poin hasil dari 38 laga.

Twitter @juventusfc
Laga Juventus vs Fiorentina, Sabtu (20/4/2019) di Allianz Stadium Turin.

Posisi kedua ditempati Napoli yang pada musim itu meraih 82 poin.

Musim 2016-2017 persaingan yang didapatkan Juventus di Liga Italia cukup sengit.

Baca Juga : Media Inggris Sebut Eriksen Pilih Real Madrid daripada Man United

Juventus (91) hanya unggul 4 poin atas AS Roma (87) saat memenangi gelar Liga Italia pada musim itu.

Bahkan, Napoli (94) dan AS Roma (90) lebih produktif dibanding Juventus (77).

Persaingan musim 2017-2018 juga cukup sengit di Liga Italia.

Lagi-lagi, Juventus (95) hanya unggul 4 poin dari tim peringkat kedua, Napoli (91).

Baca Juga : Karier Lionel Messi Berubah setelah Kalah dari Man United di Old Trafford

Juventus menang 30 kali, imbang 5 kali, dan kalah 3 kali dari 38 pertandingan.

Musim 2018-2019 menggenapi catatan juara Liga Italia menjadi 8 kali beruntun.

Total Juventus mengoleksi 35 gelar Liga Italia, belum termasuk 2 gelar yang dicabut karena kasus Calciopoli (2004-2005 dan 2005-2006).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Kegagalan Pep Guardiola membawa Manchester City juara Liga Champions memperpanjang rekor buruknya walau dibekali bujet belanja gila-gilaan. . Sejak hijrah dari FC Barcelona pada 2012, pelatih gundul itu belum berjodoh dengan trofi Si Kuping Besar. . Pep Guardiola terakhir kali juara pada Liga Champions 2010-2011 atau dua tahun setelah mencicipi gelar perdananya. . Ketika berpindah haluan melatih Bayern Muenchen (2013-2016) dan Manchester City (2016-...), Pep belum jua kembali merasakan gelar bergengsi itu. . Jangankan juara Liga Champions, masuk final pun belum pernah. . Padahal, dia tak kurang mendapatkan dukungan berupa guyuran uang jorjoran untuk belanja pemain. . Kalau dijumlahkan angka di atas, artinya Pep Guardiola sudah menyedot kas gabungan Bayern dan Man City senilai 803 juta euro atau sekitar 12 triliun rupiah lebih! . Toh, dana selangit itu belum kunjung menghasilkan trofi Liga Champions bagi sang pelatih. #bayernmunich #bayernmuenchen #manchestercity #mancity #thecitizens #josep #guardiola #josepguardiola #pepguardiola #gridnetwork

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P