Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) baru saja merilis bulu tangkis outdoor yang dinamakan AirBadminton pada Senin (13/5/2019).
Bersama HSBC, BWF melakukan upacara peluncuran AirBadminton di halaman luar Tianhe Gymnasium, Guangzhou, China.
AirBadminton pun diharapkan bisa menjadi jenis olaharaga bulu tangkis dengan gaya baru yang semakin dapat dilakukan oleh banyak orang di dunia.
Dilansir BolaSport.com dari laman BWF, wacana penelitian tentang AirBadminton sudah dilakukan sejak Juni 2013.
Universitas Teknologi Nanyang (Nanyang technological University/NTU) di Singapura berhasil menjadi pemenang tender dalam penelitian AirBadminton.
BWF bersama NTU pun giat melakukan penelitian AirBadminton termasuk dari segi jenis kok yang dinamai AirShuttle.
AirBadminton memang belum menjadi cabang olahraga yang benar-benar diresmikan.
Namun, BWF telah membuat regulasi tentang AirBadminton yang memiliki perbedaan mendasar dengan bulu tangkis indoor.
Berikut beberapa perbedaan mendasar dari Airbadminton dengan bulu tangkis indoor yang dirangkum BolaSport.com.
1. Jenis Lapangan
Jika bulu tangkis indoor menggunakan lapangan karpet biasa, AirBadminton rencananya bakal menggunakan tiga jenis lapangan yang berbeda.
Ketiga jenis lapangan itu adalah lapangan pasir pantai, lapangan rumput, dan lapangan keras (hard).
Baca Juga : Lee Chong Wei Kemungkinan Besar Absen Lagi pada SEA Games 2019
2. Ukuran Lapangan
Ukuran atau dimensi lapangan AirBadminton sedikit lebih panjang ketimbang lapangan yang digunakan untuk bulu tangkis indoor.
Jika lapangan bulu tangkis indoor memiliki panjang 13,4 meter, lapangan AirBadminton memiliki panjang 16 meter.
3. Net
Tinggi net yang digunakan pada bulu tangkis indoor setinggi 1,5 meter. Sama yang digunakan untuk jenis lapangan hard dan rumput.
Adapun pada jenis lapangan pasir pantai, net yang digunakan setinggi 1,45 meter alias lebih pendek dari dua jenis lapangan lainnya karena memperhitungkan kemungkinan permukaan pasir yang akan semakin menurun saat diinjak oleh para pemain.
Baca Juga : Tim Piala Sudirman 2019 Dapat Tips Percaya Diri dari Motivator Ulung
4. AirShuttle
Shuttlecock atau kok yang digunakan pada AirBadminton bukan berasal dari bulu angsa, melainkan dari purwarupa nilon yang sudah dirancang sedemikian rupa oleh NTU.
Desainnya pun lebih unik karena memiliki lubang-lubang pada setiap sisinya dengan warna merah muda.
Bentuk tersebut disinyalir untuk meredam gangguan angin saat AirShuttle dimainkan.
Meski menggunakan shuttlecock berbeda, raket yang digunakan pada AirBadminton tetap sama seperti raket bulu tangkis indoor.
Baca Juga : Jadwal Piala Sudirman 2019 - Indonesia Jumpai Inggris Lebih Dulu
5. Adanya Dead Zone.
Di lapangan AirBadminton, diilustrasikan adanya dead zone yang berada di area pukulan drop shot di depan net.
Dead Zone memiliki panjang dua meter diukur dari net, pada masing-masing sisi lapangan pemain.
Masing-masing pemain harus berusaha keras untuk tidak membiarkan AirShuttle terjatuh di bagian area tersebut.
Jika pemain membiarkan AirShuttle mendarat di dead zone, maka itu dihitung sebagai fault, dan bisa memberikan poin secara gratis bagi lawan.