Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Induk sepak bola Benua Eropa (UEFA) mencoba mengambil langkah yang sama seperti Piala AFC perihal format kompetisi baru mereka.
UEFA tengah merencanakan untuk merombak kompetisi antarklub Benua Eropa yang ditargetkan akan diterapkan mulai 2024.
Perubahan tersebut adalah bertambahnya jumlah kompetisi dari dua (Liga Champions dan Liga Europa) menjadi tiga.
Peserta ketiga kompetisi itu juga tidak hanya ditentukan lewat prestasi pada ajang domestik, melainkan sistem promosi dan degradasi.
Baca Juga: Gagal Musim Ini, Real Madrid akan Temui Lawan Sulit di Liga Champions
Pembagian grup di Liga Champions akan dirubah menjadi empat grup yang masing-masing terdiri dari delapan tim.
Enam tim teratas dari setiap grup berhak kembali tampil pada musim berikutnya.
Sementara delapan tempat tersisa diambil dari strata kompetisi di bawahnya, saat ini disebut Liga Europa 1, serta pemenang liga domestik.
Perihal peserta, UEFA juga merencanakan jumlah kontestan yang lebih banyak.
Baca Juga: Final Liga Europa - Arsenal Disarankan Tak Mainkan Petr Cech
Liga Champions dan Liga Europa 1 akan diikuti oleh 32 tim, sedangkan kasta ketiga, yaitu Liga Europa 2, menampilkan 64 kontestan.
Dilansir BolaSport.com dari Football-Italia, Liga Europa 2 juga berpotensi untuk memakai sistem zonasi berdasarkan empat wilayah: Utara, Timur, Selatan, dan Barat.
Kesebelasan-kesebelasan yang lolos dari wilayah mereka akan dipertemukan dalam fase knock-out untuk menentukan tim mana yang akan promosi ke Liga Europa 1.
Sistem pembagian kontestan berdasarkan wilayah sudah lebih dulu diterapkan pada ajang Liga Champions Asia maupun Piala AFC.
Baca Juga: Final Liga Champions - Pemberi Kartu Merah ke Kiper Inggris Jadi Pengadil
Liga Champions Asia membagi peserta mereka menjadi dua wilayah, yaitu wilayah barat dan wilayah timur.
Dua tim dari wilayah berbeda tidak akan saling bertemu sebelum sama-sama mencapai babak final Liga Champions Asia.
Pun begitu dengan Piala AFC. Bahkan, kontestan dibagi ke dalam lima zona: ASEAN, Asia Timur, Asia Barat, Asia Tengah, dan Asia Selatan.
Tuai Kontroversi
Keputusan UEFA mengubah format kompetisi Eropa dengan sistem promosi-degradasi menuai kecaman dari berbagai pihak.
Dengan jadwal kompetisi yang semakin panjang, perubahan itu dinilai dapat menurunkan nilai jual kompetisi domestik.
Sebab, ada rancangan lain untuk melangsungkan kompetisi Eropa itu pada akhir pekan, sesuatu yang sejak lama ditolak liga-liga di Eropa.
Baca Juga: Dianggap Tidak Adil, Rencana Perubahan Format Liga Champions Tuai Kecaman
Selain itu, penggunaan sistem promosi-degradasi akan membuat kesenjangan antarklub di Eropa menjadi semakin besar.
Presiden LaLiga Javier Tebas menyebut format baru dapat menghancurkan kompetisi domestik dan finansial sebagian besar klub Benua Biru.
FIGC (PSSI-nya Italia) melalui presidennya juga mengecam keras wacana itu.
"Kami tidak ingin persepakbolaan nasional kami dirusak oleh kepentingan individu," ujar Gabriele Gavina dikutip BolaSport.com dari SportsPro.
Baca Juga: Konspirasi Klub-klub Besar Eropa untuk Super League Siap Robohkan Liga Champions