Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pada bulan suci ini, ternyata para atlet mixed martial arts (MMA) asal Indonesia yang tergabung dalam ONE Championship tetap menjalankan ibadah yang sudah menjadi kewajiban mereka.
Tantangan mereka dalam menjalankan kewajiban agama selama sebulan penuh ini termasuk tetap mempertahankan disiplin program pelatihan secara pribadi untuk menjaga kondisi fisik sebelum bertanding.
Sebagai tambahan, mereka juga harus menjalani program latihan untuk meningkatkan teknik bela diri yang mereka andalkan.
Dalam keseharian mereka, tentunya salah satu hal yang sangat ditunggu adalah makanan ringan atau takjil untuk berbuka puasa, yang merupakan bentuk penyegaran diri setelah berpuasa dan berlatih seharian.
Baca Juga: Kiat Atlet ONE Championship Tetap Bugar Selama Puasa
Dua atlet MMA Indonesia di ONE Championship, Stefer "The Lion" Rahardian dan Egi Rozten, berbagi mengenai menu-menu berbuka favorit mereka.
Bagi Stefer, ia tidak memiliki preferensi takjil tertentu karena jadwal latihan yang dijalaninya bersama Bali MMA membuatnya sedikit sulit untuk mencari waktu dan berburu penganan manis atau sejenisnya.
"Kalau di Bali, saya sebenarnya agak sulit cari takjil. Bukan karena tidak ada, tetapi sebelum berbuka puasa itu pasti saya masih dalam jadwal latihan," kata Stefer Rahardian seperti dilansir BolaSport.com dari ONE Championship.
"Begitu adzan terdengar, saya akan berhenti latihan dan langsung minum air putih. Saya juga akan mengambil protein bar di kafe gym sebelum melanjutkan latihan lagi."
"Akan tetapi, kalau ada kesempatan beli takjil, saya sangat menyukai kacang hijau. Favorit saya lainnya adalah biji salak, atau menu klasik dan sederhana lainnya," ucap atlet berusia 32 tahun ini.
Stefer Rahardian pun mengutarakan segera setelah selesai berlatih, ia akan pulang dan bersiap untuk sholat magrib dan tarawih.
Atlet yang tergabung dalam divisi flyweight di ONE Championship ini juga menyimpan persediaan makanan di rumahnya jika sewaktu-waktu diperlukan.
Baca Juga: Pertumbuhan ONE Championship Melejit pada Tahun 2019
"Saya juga mempersiapkan stok buah-buahan seperti apel atau pir di kulkas sehingga bisa dibawa saat berangkat latihan," ujar Stefer.
"Sebenarnya, berlatih dan berpuasa itu lebih terfokus pada pengaturan jam makan."
"Saya tidak bisa langsung makan banyak setelah puasa karena badan akan terasa lemas dan perut kembung seperti kekenyangan," tutur Stefer lagi.
Oleh karena itu, Stefer Rahardian sangat berhati-hati dalam mengatur porsi makanannya agar tetap dapat tampil prima menjalani kegiatan sehari-hari.
Kebiasaan dan penganan favorit untuk berbuka puasa tentunya berbeda bagi tiap individu, seperti disebutkan oleh Egi Rozten, yang mengaku sangat menyukai kolak sebagai menu berbuka puasa.
Baca Juga: Momen Game of Thrones Tak Terlupakan di Mata Atlet ONE Championship
"Kolak itu selalu menjadi pilihan saya untuk buka puasa sejak saya kecil karena ini memang selalu menjadi menu kesukaan di bulan Ramadan," kata atlet divisi strawweight di ONE ini.
Lahir dan besar di Bogor, kolak dan sayur-sayuran tentu sudah menjadi pilihan yang paling banyak ditemui di bulan Ramadan sedari Egi Rozten masih kecil.
"Makanan lain yang juga jadi pilihan saya untuk berbuka puasa adalah salad karena menu ini sangat tepat untuk mengakhiri puasa dan bermanfaat untuk menjaga kondisi asupan makanan," kata Egi.
Terlepas dari kebiasaan tiap atlet untuk mempertahankan kondisi fisik dan kemampuannya selama bulan puasa, tentunya bulan suci ini seharusnya tidak mencegah mereka untuk beraktivitas seperti biasa, terlebih menjadikannya sebagai alasan untuk tidak berlatih.
Baca Juga: Atlet MMA Indonesia Cerita tentang Rutinitas Puasa di Singapura
Hal ini terutama terkait dengan sistem hidrasi tubuh, yang harus dijaga oleh tiap atlet yang sedang berlatih maupun yang akan bertanding dalam waktu dekat.
Solusi dari hal ini dikemukakan oleh Egi Rozten.
"Kalau sedang berada di perjalanan atau di tempat latihan, yang utama bagi saya adalah selalu menyediakan air putih, untuk memulihkan atau rehidrasi kondisi tubuh," ujar Egi.