Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pesepak bola asal Jepang, Makoto Hasebe yang memiliki karier di Jerman mengunjungi sebuah kamp pengungsi muslim Rohingya di Bangladesh bagian selatan.
Eks kapten timnas Jepang yang kini main untuk klub Jerman, Eintracht Frankfurt ini mengunjungi kamp pengungsi muslim Rohingya pada Kamis (6/6/2019).
Sebagai duta besar nasional asal Jepang untuk UNICEF, Makoto Hasebe meminta perhatian yang lebih besar terhadap keadaan para pengungsi.
Baca Juga: Pesepak Bola Ini Peduli Bocah Disabilitas Berbakat dari Bali
Pada jumpa pers di Dhaka, Ibu Kota Bangladesh setelah kunjungannya itu, Hasebe menyesalkan bahwa anak-anak pada kamp di perbatasan dengan Myanmar kehilangan banyak hal.
Sebuah badan pengungsi PBB mengatakan, lebih dari 720 ribu muslim Rohingya telah melarikan diri sejak Agustus 2017.
Baca Juga: King’s Cup 2019 – Kalah saat Adu Penalti, Timnas Vietnam Gagal Juara
Khusus anak-anak dari para pengungsi itu, mereka telah kehilangan pendidikan yang layak dan fasilitas medis memadai.
Baca Juga: Persib Tanpa Lima Pemain saat Latihan Perdana Pasca-libur Lebaran
Sebelumnya pada hari itu, mantan kapten timnas Jepang bermain sepak bola dengan anak-anak Rohingya di lapangan berlumpur.
Mereka main di kamp Kutupalong yang ada di Cox's Bazar, salah satu yang terbesar di mana sekitar 600 ribu pengungsi tinggal.
Baca Juga: King’s Cup 2019 – Kalah Lagi, Timnas Thailand Akhirnya Jadi Juru Kunci
Hasebe, yang juga mengunjungi sebuah kamp pengungsi Suriah di Yunani pada November 2018, mengatakan kepada wartawan bahwa dia terkejut dengan skala konsentrasi pengungsi di Cox's Bazar.
Pria yang kini berusia 35 tahun itu menuturkan, dia ingin mendesak komunitas dunia untuk mengatasi masalah pengungsi dan menyelesaikannya sesegera mungkin.
Baca Juga: Ada 7 Gol, Anak Asuh Eks Pelatih Timnas Indonesia Disikat Singapura
Rohingya adalah minoritas Muslim tanpa kewarganegaraan di Myanmar, negara yang mayoritas beragama Budha.
Kaum Rohingya banyak yang telah melarikan diri ke negara tetangga seperti Bangladesh sejak Agustus 2017 untuk menghindari tindakan keras militer dari negara Asia Tenggara itu.
Baca Juga: Memulai Berjuang ke Piala Dunia 2022, Timnas Malaysia Pesta Gol
Banyak yang mengkhawatirkan keselamatan mereka jika kembali sebagai bagian dari proses pemulangan yang macet antara Myanmar dan Bangladesh akhir tahun lalu.