Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Mantan manajer timnas Indonesia pada Piala AFF 2012, Habil Marati ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kerusuhan 21-22 Mei 2019.
Polisi dalam konferensi persnya, menyatakan Habil Marati berperan dalam kasus dugaan membawa, menyimpan, menguasai, dan menyembunyikan senjata api tanpa ijin dengan motif pemufakatan jahat untuk melakukan perencanaan pembunuhan.
Habil Marati telah terlebih dulu ditangkap pada 29 Mei 2019 di rumahnya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
"Tersangka ke delapan yang kami amankan adalah saudara HM (Habil Marati)," ungkap Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary Syam Indradi seperti dikutip BolaSport.com dari Tribun Medan pada Selasa (11/6/2019).
Baca Juga: Pemain Kunci Persija Jakarta Mengalami Cedera saat Sesi Latihan
"Jadi uang yang diterima tersangka KZ berasal dari HM. Maksud tujuan untuk pembelian senjata api, juga memberikan uang Rp60 juta langsung kepada HK untuk biaya operasional dan juga pembelian senjata api," tambahnya.
Polisi memberikan rincian sebanyak Rp 60 juta tersebut yaitu sebanyak Rp 10 juta untuk biaya operasional, sedangkan sebanyak Rp 50 juta untuk melaksanakan unjuk rasa.
Habil juga diduga memberikan uang sebesar Rp 150 juta kepada tersangka lainnya KZ untuk membeli senjata api.
Politisi senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut pernah menjadi manajer timnas Indonesia pada ajang Piala AFF 2012.
Baca Juga: Soal Beli Gareth Bale, Solskjaer Diperingatkan Mantan Staf Sir Alex
Namun perjalanannya mengelola timnas Indonesia terbilang singkat menyusul kegagalan skuat Garuda di ajang tersebut.
Diangkat menjadi manajer sejak Agustus 2012, Habil dicopot pada 5 Desember 2012.
Saat itu, langkah Irfan Bachdim dkk terhenti di penyisihan grup B.
Indonesia harus puas berada di peringkat ketiga dengan 4 poin usai dari menahan imbang Laos 2-2, menang atas Singapura 1-0, dan kalah dari Malaysia 0-2.
Please welcome "Habil Marati" tersangka mastermind pembunuhan 4 tokoh nasional adalah mantan manager timnas senior 2012 saat mengikuti ajang AFF 2012 yang kalah 0-2 dari malaysia di penyisihan grub B.
Kita bahas sedikit tanpa ada muatan politik. pic.twitter.com/bzftfW4NNz
— GET WELL SOON (@ULTXJBR1987) 11 June 2019
"Mulai hari ini saya resmi tidak menjabat sebagai manajer timnas. Hal ini tidak masalah bagi saya, bahkan kalau dipertahankan pun saya memilih mundur,"tutur mantan manajer Timnas Indonesia, Habil Marati saat dihubungi, Rabu (5/12/2012) dilansir BolaSport.com dari Tribunnews.
Profil Habil Marati
Habil Marati lahir di Raha, Sulawesi Tenggara pada 7 November 1962.
Lulusan Sarjana Syariah IAIN Sumut tahun 1982 juga pernah melanjutkan pendidikan di Magister Manajemen Universitas Sumut 2003.
Selain itu, Habil Marati pernah menempati posisi jabatan direktur di sejumlah perusahaan. Satu di antaranya adalah pernah menjadi direktur dan pemegang saham PT Batavindo Kridanusa.
Habil Marati juga merupakan politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Ia juga sempat jadi anggota Komisi XI DPR dari fraksi PPP.
Dalam Pileg 2019, Habil Marati kembali mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI dari PPP daerah pemilihan (Dapil) Sulawesi Tenggara.
Selama di PPP, Habil Marati dikenal sebagai politisi yang mendukung Prabowo.
Dikutip dari Kompas.com, pada Pilpres 2009, Habil Marati mendeklarasikan Front Persatuan Pendukung Prabowo (FPPP) di Jakarta, Jumat (5/6/2009).
Bersama dengan kader PPP lain, seperti Sofyan Usman, Usamah al Hadar, dan Emilia Contessa, Habil siap memenangkan pasangan Megawati-Prabowo Pilpres 2009.
Baca Juga: Usai Juara di Prancis, Rafael Nadal Akui Mental dan Fisiknya Sempat Turun
Padahal, dalam Pilpres 2009, PPP yang telah terikat dalam koalisi pendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
Masih dari Kompas.com, dalam Pilkada DKI 2017, Habil dan sejumlah kader PPP membentuk Majelis Penyelamat Partai Persatuan Pembangunan (MP-PPP) di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (11/5/2017).
Majelis tersebut terbentuk dari dua kubu yang tengah berseteru di PPP yakni PPP kubu Djan Faridz dan PPP Romahurmuziy.
MP-PPP diinisiasi oleh Anwar Sanusi, Sukri Fadholi, Habil Marati, Usamah Hisyam, dan anggota DPRD DKI Abraham Lunggana alias Haji Lulung.