Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
The investigation has been running since 2016 and much of it centres on the role played by Nicolas Sarkozy, who was the president of France at the time, and a lunch that he hosted for Qatar’s leaders and Platini less than two weeks before the vote https://t.co/seBjqfnygG pic.twitter.com/p7zJurz7xD
— Times Sport (@TimesSport) June 18, 2019
Saat ini, lebih dari separuh anggota panelis kini diduga menerima suap, termasuk Michel Platini selaku Presiden UEFA saat itu dan eks Presiden FIFA, Sepp Blatter.
Selain Platini, pihak berwenang juga menahan penasihat mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, Sophie Dion, serta eks staf kepresidenan Claude Gueant.
Sarkozy—mendukung pencalonan Qatar sebagai penyelenggara Piala Dunia 2022—ditengarai menjadi salah satu dalang tindakan menyimpang dalam pemungutan suara.
Pihak berwenang Prancis pun ingin tahu lebih mendalam mengenai maksud jamuan makan siang Sarkozy bersama Platini, Emir Qatar Tamim bin Hamad al Thani, dan eks Perdana Menteri Qatar Sheikh Hamad Ben Jassim.
Kebetulan, makan siang itu berlangsung di kediaman presiden Prancis Elysee Palace, pada 23 November 2010, atau 10 hari sebelum pemungutan suara oleh Komite Eksekutif FIFA.
Baca Juga: RESMI - Piala Dunia 2022 Qatar Tak Jadi Pakai Format 48 Kontestan
Sebelum berkiprah di sebagai pengurus federasi, Michel Platini memiliki karier mentereng sebagai pesepak bola saat masih aktif bermain antara 1966-1988.
Pria yang pada 21 Juni nanti genap berusia 64 tahun ini pernah mengantar Prancis juara Piala Eropa 1984.
Di level klub, eks gelandang serang tersebut pernah membawa Juventus memenangi tujuh titel juara, termasuk scudetto Serie A pada musim 1983-84 dan 1985-86.
Berkat gelar juara Serie A bareng Juve, Platini meraih penghargaan sebagai pemain terbaik sedunia, Ballon d'Or, edisi 1983, 1984, dan 1985.