Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Lebih Ekstrem dari Piala Presiden, Pemain Ingin 4 Kali Water Break di Piala Afrika 2019

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Sabtu, 22 Juni 2019 | 18:15 WIB
Mohamed Salah dan rekan-rekan timnas Mesir merayakan gol milik Trezeguet, dalam laga Piala Afrika 2019 kontra Zimbabwe di Cairo International Stadium, 21 Juni 2019. (TWITTER.COM/BBCSPORT)

BOLASPORT.COM - Dua kali water break dalam setiap laga itu lumrah dewasa ini. Tetapi, bagaimana jika ada empat seperti yang diharapkan terjadi di Piala Afrika 2019?

Sejak resmi diberlakukan oleh FIFA pada Piala Dunia 2014, water break (jeda istirahat minum) menjadi solusi bagi pemain untuk tetap fit saat bertanding di lokasi yang ekstrem.

Masyarakat Indonesia pun pernah melihat sendiri aturan water break, yang sempat diterapkan dalam turnamen-turnamen pramusim seperti Piala Presiden.

FIFA sendiri menjelaskan bahwa water break dapat diterapkan jika temperatur udara di lapangan melebih 32 derajat celsius.

Baca Juga: Agen Konfirmasi Gianluigi Buffon Berpeluang Dilatih Mantan Rekan Setim

Lantas, bagaimana jika cuaca yang dihadapi terlampau ekstrem seperti yang dihadapi kontestan Piala Afrika 2019?

Seperti dikutip BolaSport.com dari BBC, perkiraan cuaca di Mesir, selaku tuan rumah Piala Afrika 2019, bisa mencapai 40 derajat celsius.

Situasi ini menimbulkan kecemasan tersendiri di antara para pemain yang tampil.

Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) sebenarnya telah menyiasatinya dengan memberlakukan dua kali water break pada setiap pertandingan, sesuai aturan FIFA.

Baca Juga: Balasan Napoli ke Juventus, Datangkan Partner Idaman Cristiano Ronaldo

Namun begitu, para pemain tidak puas. Melalui Federasi Pesepak Bola Profesional Internasional (Fifpro), mereka mendesak agar jumlah kesempatan istirahat ditambah.

Jika normalnya water break dilakukan setelah 30 menit pertama dari setiap babak (menit ke-30 dan 70'), maka Fifpro menyarankan adanya jeda tambahan pada menit ke-15 dan 60'.

"Kesehatan dan keselamatan pemain harus diutamakan," begitu bunyi pernyataan Fifpro.

"Setiap laga yang dimainkan dalam suhu di atas 34 derajat celsius memungkinkan adanya risiko cedera termal yang sangat tinggi."

Baca Juga: AC Milan dan Napoli Rebutan Rayu Real Madrid, padahal Incarannya Beda

Sebagai informasi BolaSporter, turnamen Piala Afrika biasanya digelar pada awal tahun dan bukannya saat jeda antarmusim di liga-liga Eropa seperti sekarang.

Adapun solusi lain yang diajukan oleh Fifpro untuk mengatasi cuaca yang terlampau panas adalah menunda waktu kick-off dari pertandingan sore hari.

Piala Afrika 2019 telah bergulir dengan laga pembuka antara tuan rumah Mesir dan Zimbabwe di Stadion Internasional Kairo, Jumat (21/6/2019).

Dalam pertandingan yang dihelat di salah satu daerah paling panas di negara itu, timnas Mesir berhasil mengunci kemenangan tipis 1-0.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P