Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Legenda Malaysia, Lee Chong Wei, sudah hampir sebulan resmi pensiun sebagai pebulu tangkis dunia karena memilih fokus menjalani pemulihan kanker hidung stadium awal yang dia dapat pada Juli 2018.
Lee Chong Wei telah membagi waktunya antara keluarga dan Yayasan Lee Chong Wei yang terletak di Solaris Dutamas dan berbagi aktivitasnya sehari-hari seperti dilansir BolaSport.com dari The Star.
"Sulit untuk melepaskan sesuatu yang saya nikmati selama bertahun-tahun. Saya mulai di tingkat negara bagian pada usia 11 tahun, bergabung dengan BAM (Asosiasi Bulutangkis Malaysia) pada usia 17 tahun. Selama 26 tahun saya habiskan dalam olahraga ini," kata Lee Chong Wei.
Lee mengakui bahwa keluarganya senang dengan keputusannya memilih gantung raket.
"Saya sudah merencanakan bulan madu saya dengan (Wong) Mew Choo (istri Lee Chong Wei) pada Oktober. Kami akan pergi ke Santorini (Yunani) dan Maladewa. Saya akan membawa anak-anak (Kingston dan Terrance) juga. Untuk saat ini, saya cukup sibuk dengan yayasan saya," ucap Lee.
Lee menjelaskan bahwa setelah tidak berkompetisi lagi dia menonton Piala Sudirman (Mei) dengan anak-anaknya di rumah.
Saat itu, dia menyaksikan tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia, kalah dari Kento Momota pada pertandingan tunggal pertama melawan Jepang.
"Kingston melompat dan mengatakan bahwa saya seharusnya bermain. Mew Choo memberitahunya bahwa ayah tidak bisa bermain lagi dan bertanya apakah dia (Kingston) ingin bermain," ujar peraih tiga medali perak Olimpiade tersebut.
"Dia segera mengambil raket dan berkata akan melakukannya. Itu membuat saya tersenyum. Pada waktunya mereka akan terbiasa dengan saya yang sudah tidak bertanding bulu tangkis lagi," kata Lee.
Lee sudah mendirikan yayasan tersebut pada 18 April 2013.
Baca Juga: Ahsan/Hendra Ganda Putra Terkaya Indonesia, Momota Raih Penghasilan Tertinggi
" Kami membantu anak-anak kurang mampu dan siapa saja yang membutuhkan bantuan untuk perawatan kanker atau penyakit lainnya. Kami juga membeli peralatan dialisis," ucap Lee.
"Saya tahu sangat sulit untuk membantu semua orang, tetapi saya mencoba melakukan apa yang saya bisa. Saya memiliki tim yang mengelola ini. Sekarang, saya menghabiskan lebih banyak waktu di sana," ujar pria 36 tahun itu.
Meski sudah tidak berkompetisi, Lee mengaku masih tetap bermain bulu tangkis.
Lee berhenti bermain secara kompetitif karena dokter menyarankan agar saya tidak memberi tekanan terhadap dirinya sendiri agar penyakit kanker hidungnya tidak kambuh.
"Mencoba lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 akan memberikan tekanan yang tidak semestinya kepada saya," kata Lee.
"Peringkat saya telah turun dan saya benar-benar harus mendorong diri saya dalam latihan jika saya ingin comeback. Kondisi ini akan terlalu menegangkan, jadi saya memutuskan berhenti untuk memprioritaskan kesehatan saya," tutur Lee
Secara fisik, Lee dalam kondisi baik setelah perawatan kanker hidung.
Setelah resmi pensiun, Lee memberi kepercayaan penuh kepada Direktur Kepelatihan Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) agar pebulu tangkis Malaysia bisa mempersembahkan medali pada Olimpiade Tokyo 2020.
"Saya khawatir ketika Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (ganda campuran) dan Goh V Sem/Tan Wee Kiong (ganda putra) meninggalkan BAM. Tetapi sekarang, saya percaya itu adalah langkah yang tepat untuk membiarkan mereka pergi," aku Lee.
Baca Juga: Resmi, Hendrawan Menetap di BAM dan Bakal Mengemban Tugas Ini
"Ada persaingan sehat yang terjadi antara BAM dan para pemain independen. Hal ini akan membuat semua orang tetap waspada. Ini adalah satu-satunya cara untuk mempercepat kemajuan pemain muda," ucap Lee.
Lee selanjutnya terpilih sebagai Chef de Mission (CdM) Malaysia untuk Olimpiade Tokyo 2020.
"Saya gugup dan bersemangat. Saya tahu, itu akan sangat berbeda. Saya menolaknya ketika saya pertama kali ditawari jabatan karena saya tidak memiliki pengalaman. Biasanya jabatan itu diberikan kepada pejabat tinggi atau pejabat olahraga yang sudah lama mengabdi."
"Saya sudah menjadi atlet cukup lama dan hanya tahu cara mengatur diri sendiri. Saya akhirnya menerima karena ini adalah cara saya memberi kembali ke negara itu. Saya mau belajar. Saya dapat membantu memotivasi para atlet atau mengangkat semangat mereka," kata Lee.
Menurut Lee, sebagai seorang atlet dia akan lebih muda bergaul dengan banyak orang dan dia berusaha berlaku adil dengan semua atlet dari cabang olahraga lain.
"Yayasan saya mendanai tim bulut angkis, balap sepeda, dan menyelam. Cabang olahraga ini menyumbangkan medali pada Olimpiade Rio 2016," ujar Lee.
"Saya juga akan memberikan bantuan kepada olahraga lain ketika mereka lolos ke Olimpiade. Untuk bulutangkis, saya akan memberikan lebih karena para pemain harus bersaing dalam turnamen selama satu tahun untuk lolos. Ini akan menjadi kontribusi saya sebagai chef-de-mission."