Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Penyerang Manchester City, Gabriel Jesus, menjelaskan insiden yang menyeret namanya pada partai final Copa America 2019.
Gabriel Jesus memang jadi aktor protagonis yang mengantar timnas Brasil memenangi Copa America 2019.
Satu dari tiga gol kemenangan timnas Brasil atas Peru (3-1) pada partai final, Senin (8/7 2019) dini hari WIB, dicetak oleh Gabriel Jesus pada penghujung babak pertama.
Bahkan, Gabriel Jesus juga jadi pencipta assist untuk gol pembuka keunggulan timnas Brasil yang dilesakkan Everton Soares (15').
Hanya, tindak tanduk penyerang 21 tahun itu menjadi pengecualian setelah diusir dari lapangan pada menit ke-70.
Baca Juga: Hasil Piala Afrika 2019 - 5 Tim Juara Terjungkal pada Babak 16 Besar
Jesus pun menjelaskan perihal apa yang menyebabkan insiden di final Copa America 2019 itu terjadi.
"Saya memohon maaf atas perilaku saya, terima kasih Tuhan saya tak melukai siapa pun," kata Jesus, dikutip BolaSport.com dari laman MARCA.
"Insiden yang terjadi saat itu adalah momen kemarahan, emosi, murni perasaan. Saya pikir keputusan mengeluarkan saya dari pertandingan adalah keliru."
"Namun, tindakan saya setelahnya adalah sebuah kesalahan. Itu saja," kata pemain Manchester City ini menerangkan.
Baca Juga: Juara Copa America, Bintang Timnas Brasil Lupa Nama Keluarga
Striker berpostur 175 sentimeter ini pun mengakui bahwa ia terbutakan oleh kartu merah.
Gabriel Jesus bersikeras bahwa dirinya ingin membantu rekan-rekannya dalam momen yang sangat berharga pada laga final.
Assist. Goal. Red card. Trophy.
Sunday was a rollercoaster of emotions for Gabriel Jesus. pic.twitter.com/lmZgMG5GbD
— ESPN FC (@ESPNFC) July 7, 2019
Baca Juga: Marquinhos: Kalau Barcelona yang Diuntungkan Saja, Messi Selalu Diam
Gabriel Jesus diusir setelah menerima kartu kuning kedua yang berbuah merah pada menit ke-70.
Penyebabnya, striker Manchester City itu menyikut bek tengah timnas Peru, Carlos Zambrano.
Tak berhenti di situ, dalam perjalanan menuju ruang ganti, Jesus berjalan penuh amarah dan sempat memukul alat VAR (Video Assistant Referee).
Sesampainya di lorong ruang ganti, pemuda kelahiran Kota Sao Paulo ini malah duduk lemas dan menangis tersedu-sedu.