Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - CEO Persija Jakarta, Ferry Paulus, menduga bahwa pagar pembatas tribune Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) rawan roboh.
Terkini, pagar pembatas tribune SUGBK roboh lagi pada laga pekan kedelapan Liga 1 2019 Persija Jakarta kontra Persib Bandung, Rabu (10/7/2019).
Ini bukan pertama kali terjadi, sejauh ini sudah dua kali pagar tribune SUGBK roboh dan semuanya terjadi pada laga kandang Persija.
Pertama, saat final Piala Presiden 2018 antara Persija vs Bali United, lalu kemudian pada pertandingan terakhir Liga 1 2018 antara Persija kontra Mitra Kukar.
Dari semua kasus robohnya pagar pembatas tribune, semua terjadi pada laga-laga Persija yang menyedot banyak penonton.
Nah, Ferry Paulus menduga bahwa hal itulah yang menyebabkan robohnya pagar pembatas karena tak kuat menahan dorongan banyaknya massa dalam pertandingan besar.
"Memang kemarin harusnya diperkuat. Saat laga terakhir musim lalu melawan Mitra Kukar juga sudah miring," kata Ferry Paulus, Kamis (11/7/2019).
"Tapi mungkin kurang kuat, yang pasti memang karena antusiasme penonton. Bukan berarti tak boleh dilihat dari sisi emosional dan sebagainya," ujarnya menambahkan.
Baca Juga: Usai Lawan Persib, Persija Keluarkan Rp 300 Juta Bayar Kerusakan SUGBK
"Karena memang terlalu antusias dan euforia, mulai miring-miring dan jebolnya itu saat gol (Marko) Simic kan. Penonton bersorak-sorai meluapkan kebahagian yang berdampak pada rubuhnya pagar," katanya lagi.
Berkaca dari ganti rugi setelah laga melawan Mitra Kukar, saat itu manajemen Persija membayar sekitar Rp100 juta kepada pengurus SUGBK.
Ferry Paulus memperkirakan jumlah yang sama akan dibayarkan pihaknya dalam membayar kerugian terkini.
"Setelah melawan Mitra Kukar ganti rugi tidak terlalu besar. Hanya sekitar Rp100 juta-an saja. Sekarang, kalau pun ada yang rusak, saya rasa ganti ruginya tidak akan terlalu mahal," tutur pria asal Manado itu.
Sementara itu, Direktur Utama PPKGBK, Winarto memperkirakan biaya ganti rugi yang harus dibayar manajemen Macan Kemayoran maksimal mencapai Rp300 juta.
"Total penggantian kalau perkiraan saya itu tidak sampai Rp300 juta. Itu sudah standarnya di SUGBK kalau setiap pakai selain uang sewa ada uang jaminan juga dan harus disetor tunai," ucap Winarto.