Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pemain Tottenham Hotspur, Lucas Moura, mengaku tidak punya dendam dengan pelatihnya setelah dicadangkan pada final Liga Champions 2018-2019.
Lucas Moura menjadi pahlawan Tottenham Hotspur kala menghadapi Ajax Amsterdam pada babak semifinal Liga Champions 2018-2019.
Winger asal Brasil tersebut mencetak tiga gol alias hatt-trick ke gawang Ajax Amsterdam pada pertandingan leg kedua.
Tiga gol Moura memastikan Spurs lolos ke final setelah menang agresivitas gol tandang dalam agregat sama kuat 3-3.
Baca Juga: Kembali Jadi Klub Top Inggris, Arsenal Diklaim Butuh Perbaikan Mental
Meski tampil apik, Moura justru harus mengawali final Liga Champions dari bangku cadangan pada 24 menit akhir pertandingan.
Pelatih Spurs, Mauro Pochettino lebih memilih Harry Kane sebagai ujung tombak setelah pulih dari cedera.
Tottenham sendiri akhirnya takluk 0-2 dari Liverpool pada laga itu. Meski begitu, Moura sama sekali tidak marah dan menyimpan dendam dengan Pochettino.
"Saya tidak memiliki masalah terkait pencadangan saya di final Liga Champions," kata Moura dilansir BolaSport.com dari BBC.
Baca Juga: Man United Vs Inter Milan - Rashford Buang Peluang, Kedudukan Masih Sama Kuat
"Tentu saja sulit untuk menerima keputusan tersebut karena setiap pemain ingin bermain.
"Saya yakin itu menjadi keputusan yang sulit tetapi saya perlu menghormati keputusan pelatih dan menghormati rekan satu tim saya," ujar Moura menambahkan.
Moura bergabung dengan Tottenham setelah ditebus seharga 25 juta pounds (sekitar Rp390 miliar) dari Paris Saint-Germain pada Januari 2018.
Pemain 26 tersebut hanya bermain sebanyak dua pertandingan Liga Inggris dalam setengah musim debutnya.
Baca Juga: Bek Kiri Real Madrid Sebut Neymar Lebih Baik Ketimbang Hazard
Baru pada musim 2018-2019, jebolan Sao Paulo itu langsung klop dengan catatan 15 gol dan 2 assist dari 48 pertandingan di berbagai ajang kompetitif bareng Spurs.
Adapun dalam empat pertandingan terakhir di Liga Inggris musim lalu, Moura dipasang oleh Pochettino sebagai penyerang tengah.
Produktivitas golnya jauh lebih banyak ketika bermain sebagai penyerang tengah ketimbang sebagai penyerang lubang maupun winger, yakni 7 gol berbanding 4 gol.