Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Gelandang Juventus, Miralem Pjanic, mengungkapkan sisi lain dari mantan pelatihnya, Massimiliano Allegri.
Massimiliano Allegri mendapat cap sebagai pelatih dengan kecerdasan tinggi soal taktik, utamanya saat melatih Juventus pada periode 2014-2019.
Sebab, Massimiliano Allegri tak hanya mampu meneruskan formasi 3-5-2 peninggalan pelatih Juventus terdahulu, Antonio Conte.
Akan tetapi Massimiliano Allegri juga sukses menghadirkan skema 4-3-1-2, 4-4-2, 4-2-3-1, dan 4-3-3 di wajah permainan Juventus.
Baca Juga: Singgung Soal Liga Champions, Ronaldo Ungkap Beda Dirinya dengan Messi
Keluwesan taktik yang diterapkan membuat pria kelahiran Kota Livorno ini tercatat sebagai pelatih dengan presentasi tertinggi dalam sejarah Juve, yakni 70,4 persen, menurut Sportmediaset.
Hal itu berpengaruh besar terhadap lima gelar scudetti Serie A beruntun yang dapat digondol Allegri buat I Bianconeri.
Baca Juga: Baru Seminggu di Inter Milan, Romelu Lukaku Berani Sindir Man United
Namun, ada sisi lain di balik kesuksesan karier Allegri dalam dunia kepelatihan.
Ternyata, pria berumur 51 tahun tersebut juga memiliki selera humor yang tinggi. Ihwal ini disampaikan oleh Miralem Pjanic.
Baca Juga: Inter Milan Saingi Juventus dalam Perburuan Anak Striker Legendaris Italia
"Allegri adalah seseorang yang akan mengatakan sesuatu dengan jelas kepada Anda, sama seperti saya," kata Pjanic, seperti dilansir BolaSport.com dari laman majalah Inggris, Vanity Fair.
"Tak berhenti di situ, ia juga suka bercanda," ujar Pjanic menambahkan.
Awal mula Pjanic tahu Allegri punya sisi jenaka datang pada musim panas 2016.
Baca Juga: Berniat Datangkan Eriksen, Juventus Pakai Cara Lama: Tunggu Gratis
Tepatnya seusai sang pemain berkebangsaan Bosnia dan Herzegovina ini ditransfer Juventus dari AS Roma.
"Ketika saya meninggalkan Roma ia mengatakan bahwa saya tak bisa mengumpan dengan jarak lebih dari lima meter," ujar Pjanic.
Baca Juga: Jangan Main ke Rumah Cristiano Ronaldo, Nanti Bisa Jadi Gila
"(Tetapi) itulah hal yang membuat saya menjadi pemain yang hebat. Terima kasih saya untuknya."
"Namun, ketika mengatakan bahwa ia adalah gelandang terbaik dalam sejarah Italia, saya langsung tertawa!"