Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Gelandang Liverpool, Georginio Wijnaldum, mengaku cinta sekaligus membenci sang pelatih, Juergen Klopp.
Georginio Wijnaldum merupakan salah satu gelandang andalan Liverpool dalam beberapa musim terakhir.
Meski begitu, dengan Liverpool hanya menggunakan tiga gelandang, Wijnaldum tak selalu jadi pilihan utama dalam setiap laga.
Ia harus bersaing dengan nama-nama seperti James Milenr, Jordan Henderson, Naby Keita, hingga Fabinho untuk mendapat satu tempat.
Salah satu yang jadi perhatian adalah pada partai kedua semifinal Liga Champions musim lalu kontra Barcelona di Anfield.
Tertinggal 0-3, Klopp memutuskan tak menurunkan Wijnaldum dari menit awal.
Hal ini jadi salah satu kejadian Wijnaldum membenci Klopp, seperti diakui sendiri olehnya dalam wawancara dengan Mirror seperti dilansir BolaSport.com.
"Dengan pelatih, hubungan ini seperti cinta dan benci," ujar Wijnaldum.
Baca Juga: Senjata Rahasia yang Bisa Dimanfaatkan Liverpool Musim Ini: Udara
"Saya yakin dia punya niat baik di hatinya untuk semua pemain dalam skuat.
"Akan tetapi kadang Anda sudah bermain baik dan pelatih tetap tak memainkan anda."
"Kadang Anda jadi marah, dan dalam kasus saya, saya memang benar marah kepadanya."
"Saya masih tak tahu apakah yang terjadi kontra Barcelona memang rencana aslinya."
Meski tak turun sebagai starter, pada laga kontra Barcelona itu Wijnaldum turun pada awal babak kedua.
Ia kemudian mencetak dua gol yang membantu Liverpool lolos ke partai puncak.
"Malam itu saya sangat marah dan kecewa karena dia tak memainkan saya sejak menit awal."
"Melihat hal itu kini, kita dapat berkata semua berjalan lancar."
"Kita tak pernah akan tahu apa yang terjadi andai saat itu saya bermain dari menit pertama," ujar Wijnaldum lagi.
Baca Juga: Sepupu Gerrard Sempat Ditawar Man United Sebelum Hijrah dari Liverpool
Liverpool kemudian lolos ke partai puncak dan memenangi gelar Liga Champions musim lalu.
"Memenangi Liga Champions memberi kami ketenangan pikiran."
"Kini kami tahu bagaimana rasanya memenangi trofi terbesar yang ada ini. Kini kami hanya ingin terus berjalan dan terus memenangi trofi."
"Klopp sama sekali tak memberi kami tekanan untuk memenangi trofi Liga Inggris."
"Dia sanga relaks, dia tak berkata 'sekarang kamu harus memenangi trofi ini'," tutur pemain asal Belanda ini lagi.
Baca Juga: Marcus Rashford Harus Tiru Cara Cristiano Ronaldo untuk Sukses