Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Mantan kapten Manchester United, Nemanja Vidic, bicara soal penyerang terkuat yang pernah dihadapi selama bermain.
Bek asal Serbia, Nemanja Vidic, sempat bergelimang prestasi kala masih membela raksasa Inggris, Manchester United.
Mantan pemain yang kini berusia 37 tahun tersebut sempat membantu United menyabet lima gelar Liga Inggris dan satu Liga Champions.
Baca Juga: Masih Balita Sudah Berkacamata, Apa Saja Penyebabnya
Vidic kemudian hengkang ke klub raksasa Italia, Inter Milan pada tahun 2014.
Setelah satu tahun membela klub berjuluk Nerazzurri tersebut, Vidic kemudian sempat tanpa klub hingga pensiun pada 2016.
Vidic sempat menyebutkan beberapa penyerang yang sangat membantu kariernya berkembang.
Nama-nama seperti legenda Jerman, Olivier Bierhoff, penyerang Italia, Filippo Inzaghi, legenda Real Madrid, Raul Gonzales, dan megabintang Barcelona, Lionel Messi, ada dalam daftar tersebut.
Baca Juga: Kualitas Bertahan Maguire Masih Diragukan oleh Legenda Man United
Namun, dilansir BolaSport.com dari Mirror, Vidic menyebutkan beberapa penyerang yang menurutnya cukup mengesankan.
Sebagai catatan, Vidic tiba di Stadion Old Trafford, kandang Manchester United, dari klub Rusia, Spartak Moskow pada 2006.
"Pengalaman pertama saya adalah Peter Crouch, saya tak pernah melihat pemain dengan tinggi badan dua meter sebelumnya, saya berpikir, wow, apa yang dapat saya lakukan dengan pria ini?" ucap Vidic.
Selain dengan Crouch, Vidic juga menemui banyak bertarungan dengan mantan penyerang Chelsea, Didier Drogba.
Baca Juga: Baru Sembuh, Striker Anyar Real Madrid Malah Kena Cedera Lagi
Drogba sempat mendapat kartu merah usai sebuah duel dengan Vidic pada laga final Liga Champions 2008-2009.
"Drogba adalah salah satu pemain cerdas yang bisa merasuk dalam otak bek, Drogba akan menjadi Anda sepanjang pertandingan. Saya bermain melawannya ketika kami sama-sama berada di puncak karier," ujar Vidic.
Selain Drogba dan Crouch, Vidic tentu punya pengalaman dengan dua bintang Amerika latin yang sempat dan saat ini masih malang-melintang di Liga Inggris, Luis Suarez dan Sergio Aguero.
"Aguero tahu di mana bola akan datang dan di mana ia dapat menyerang, tetapi di kotak penalti, ia punya pusat gravitasi yang rendah yang membantunya mengubah posisi secara cepat, khususnya melawan bek Inggris yang tinggi besar," tutur Vidic.
"Semuanya dilakukan dengan cepat, saya tak berpikir Suarez tahu apa yang ia lakukan. Ia sangat lapar untuk mencetak gol, berlari selama 90 menit," kata Vidic menambahkan.