Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Masih Terbilang Muda, Claudio Marchisio Memutuskan Gantung Sepatu

By Adi Nugroho - Jumat, 4 Oktober 2019 | 20:15 WIB
Eks gelandang Juventus yang kini membela Zenith Saint-Petersburg, Claudio Marchisio. (TWITTER.COM/JUVENTUSFCEN)

BOLASPORT.COM - Mantan gelandang Juventus, Claudio Marchisio Mengumumkan pensiun dari dunia sepak bola.

Mantan bintang Serie A dan gelandang timnas Italia, Claudio Marchisio mengumumkan gantung sepatu di hadapan fan Juventus pada Kamis (3/10/2019) di Stadion Allianz, Turin.

Sebelumnya, Marchisio berstatus tanpa klub seusai kontraknya diputus oleh kontestan Liga Rusia, Zenit St. Petersburg, pada 1 Juli 2019.

Baca Juga: Demi Selamatkan Karier di AC Milan, Giampaolo Percaya 3 Pemain Veteran

Suami Roberta Sinopoli itu hanya berkarier selama semusim dengan raksasa Liga Rusia itu.

Marchisio yang kini berusia 33 tahun terhitung muda sebagai sepak bola untuk gantung sepatu.

Namun ia sudah berpikir masak-masak mengenai keputusannya mengakhiri karier sepak bolanya lebih cepat.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Mengenang Legenda Juventus Berjuluk Mister Overhead Kick

"Saya selalu bermimpi untuk menjadi pemain sepak bola, dan saya mewujudkannya dan saya akan terus bermain di lapangan," ucap sang pemain, dalam unggahannya di Instagram seperti dikutip Bolasport.com.

"Dalam beberapa bulan terakhir, hati dan pikiran saya terasa campur-aduk," lanjut Marchisio.

Baca Juga: Terakhir Tinggalkan Latihan Juventus, Dybala Starter Vs Inter Milan?

"Akhirnya saya mengerti bahwa saya tidak lagi bisa melanjutkan mimpi saya tersebut. Ada saat-saat ketika hati menguasai pikiran, itulah sebabnya saya memilih berhenti," tutup Marchisio.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Avevo fatto una promessa al bambino che sognava di diventare un calciatore. Avrei continuato a giocare fino a quando, mettendo piede in campo, avessi sentito la meraviglia del sogno che si stava avverando. Negli ultimi mesi ho vissuto un contrasto tra mente e cuore e ho capito che stavo venendo meno alla mia promessa. Ci sono momenti in cui è giusto che il cuore prevalga sulla mente, per questo preferisco fermarmi. Lo faccio senza ripensamenti, insieme alla mia famiglia, che mi ha insegnato a guardare al futuro con curiosità, senza timore. E allora grazie sogno! Perché mi hai dato forza, coraggio, successo e soprattutto mi hai reso felice! . I’d made a promise to the kid who dreamt to become a football player. I would have played until I had felt the marvel of the dream coming true by stepping into the pitch. In the past months my mind and my heart went through mixed feelings and I finally understood I wasn’t fulfilling my promise anymore. There are times when it is right for the heart to prevail over the mind, that’s why I prefer to stop. I have no regrets, also thanks to my family that has taught me to eagerly look into the future. So, thank you dream! You gave me courage, strength, success and, above all, joy! #ForzaJuve⚪⚫ #EmpoliFC???? #ДавайЗенит???? #VivoAzzurro #MC8 #future #mylife #myfamily @juventus @empoli_fc_official @zenit_spb @azzurri

A post shared by Claudio Marchisio (@marchisiocla8) on

Pria yang dijuluki Il Principino atau Pangeran Kecil saat di Juventus itu sebelumnya mendapatkan berbagai tawaran dari klub-klub kuat, di antaranya adalah Inter Milan dan klub Liga China, Jiangsu Shuning.

Sial bagi Inter, status musuh bebuyutan Juventus membuat Marchisio enggan menerima tawaran tersebut.

Alasan rasa cinta yang besar pada Juventus juga diberikan ketika menolak pinangan dari Jiangsu Shuning.

Marchisio emoh menerima tawaran Shuning karena klub tersebut berafiliasi dengan Inter Milan.

Baca Juga: Rahasia RB Salzburg Hampir Imbangi Liverpool di Liga Champions, Main Kejam!

Marchisio hampir menghabiskan seluruh karier sepak bolanya di Juventus.

Ayah dua anak itu total mengemas 37 gol dari dari 387 penampilan ketika membela Si Nyonya Tua sejak musim 2005-2006.

Pada musim pertamanya, Marchisio sama sekali tidak turun untuk bermain.

Kesempatan baru datang ketika Juventus tersandung calciopoli dan terpaksa mengarungi kasta kedua Liga Italia Serie B.

Marchisio menjadi pemain inti di lini tengah Juventus, ditemani oleh para seniornya yang masih setia berkostum putih-hitam seperti Gianluigi Buffon, Mauro Camoranesi, David Trezeguet, Pavel Nedved, dan Alessandro Del Piero.

Baca Juga: Hasil Indonesia Masters 2019 - Della/Rizki Melangkah ke Semifinal

Marchisio cs sukses membawa Juventus naik ke Serie A dalam tempo semusim.

Menjadi pemain inti dinikmati Marchisio ketika Juventus mengalami masa transisi.

Kedatangan eks pemain Juventus, Antonio Conte sebagai pelatih pada 2011 membawa angin segar bagi Bianconeri dan Marchisio.

Dari 2011 hingga 2018 (era kepelatihan Massimiliano Allegri), Marchisio menjadi bagian penting Juventus dalam merengkuh tujuh gelar Serie A, empat gelar Coppa Italia, dan tiga Supercoppa Italiana.

Pada masa keemasannya, Marchisio sempat disejajarkan dengan legenda Juventus, Marco Tardelli.

Baca Juga: Direktur PT LIB Buka Suara soal Banyaknya Partai Liga 1 2019 yang Ditunda

Di level timnas, Marchisio menjadi salah satu pilar penting Italia pada dua edisi Piala Dunia (2010, 2014) dan Piala Eropa (2012).

Di tengah, pria asli kelahiran Turin itu bahu-membahu bersama Andrea Pirlo dan Danielle De Rossi.

Sayangnya cedera ligamen pada 2015 mematikan asanya untuk terus bermain bersama Gli Azzurri.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P