Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Manajer Teknik HRC (Honda Racing Corporation), Takeo Yokoyama, menyanjung tinggi Marc Marquez, sang juara MotoGP musim 2019.
"Manusia berencana, Tuhan yang menentukan" adalah pepatah yang bisa menggambarkan situasi yang dialami pabrikan Honda pada musim ini.
Kecuali, bisa jadi sosok "Tuhan" yang dialami Repsol Honda dalam pepatah itu adalah pembalap andalan mereka sendiri, Marc Marquez.
Keberhasilan Honda mempertahankan gelar juara MotoGP memang tidak terlepas dari kemampuan Marquez yang berada di atas rata-rata.
Diakui Takeo Yokoyama bahwa fokus Honda dalam pengembangan motor balap RC213V versi 2020 adalah untuk meningkatkan tenaga mesin di trek lurus.
Keputusan Honda bukannya tidak memiliki risiko.
Risiko pertama tentu saja munculnya kelemahan di sektor lain yang bakal memaksa para pembalap Honda mengubah gaya balapnya.
Padahal tiga pembalap utama: Marc Marquez, Jorge Lorenzo, dan Cal Crutchlow tak punya cukup waktu untuk beradaptasi karena kompak menderita cedera pada akhir tahun lalu.
Baca Juga: Indonesia Masters 2019 - Kota Malang Sukses Menjadi Tuan Rumah
Seperti yang dikhawatirkan, hampir semua pembalap Honda kesulitan tampil kompetitif sepanjang gelaran MotoGP musim ini.
Ya, hampir semua kecuali Marc Marquez, seperti apa yang ternyata diprediksikan Honda ketika membuat keputusan krusial itu.
"Kami memutuskan, oke, masalah akan muncul, tetapi, Marquez adalah pembalap terbaik, jadi dia mungkin bisa mengatasinya," kata Yokoyama, dilansir BolaSport.com dari Crash.
Baca Juga: Tertinggal 8 Poin dari Liverpool, Pep Guardiola Tolak Lempar Handuk
Perjudian yang dilakukan Honda membuahkan hasil yang diharapkan.
Sebab, Marquez langsung dapat memahami karakter motor anyar. Masalah cedera juga sanggup diatasinya untuk menemukan gaya balap baru yang tepat.
Tambahan tenaga pada mesin motornya menjadi senjata andalan Marquez untuk menjadi momok menakutkan bagi rival utamanya musim lalu, Andrea Dovizioso.
Bahkan Marquez hampir mempermalukan si pembalap Ducati di kandangnya sendiri, Red Bull Ring (GP Austria), andai tidak disusul pada tikungan terakhir jelang garis finis.
Baca Juga: Marc Marquez: Siapa Bilang Honda Cuma Ingin Kunci Gelar Juara MotoGP di Jepang
Namun begitu, tenaga mesin ekstra tak melulu berbicara soal peluang menang saat adu kecepatan dengan pembalap rival.
"Marquez berkata, jika mesinnya bagus, dia tidak perlu memacu motornya sebelum masuk ke tikungan dan memakai rem terlalu sering sehingga bisa menjaga usia ban," ujar Yokoyama.
"Fantastis bisa memiliki pembalap cerdas yang dengan cepat memahami konsep motornya dan menyesuaikan gaya balapnya untuk memaksimalkan kelebihan motornya," imbuhnya.
Berbagai kejutan yang dibuat The Baby Alien diakui oleh Yokoyama menjadi roh yang menjaga api semangat pengembangan motor Honda tetap menyala.
Baca Juga: Valentino Rossi Kesal Rekor Gelar Juaranya Semakin Didekati Marc Marquez
"Karena kami sebagai teknisi memprediksi dan menciptakan sesuatu, kemudian seseorang dari planet lain menaiki motornya dan melakukan sesuatu di luar ekspektasi kami," ucap Yokoyama.
"Kami pun mencoba berpikir, oke, mari kita buat sesuatu yang baru karena kami tahu dia bisa melakukan sesuatu yang melebihi ekspekstasi kami."
"Jadi ini selalu menjadi sebuah lingkaran positif dari proses pengembangan ini," tandas pria yang sudah bergabung dengan Honda sejak 1996 itu.
Marc Marquez mengunci gelar juara MotoGP musim 2019 lewat kemenangan dalam balapan seri ke-15 GP Thailand, Minggu (6/10/2019).
Pembalap kelahiran Cervera itu total sudah mengoleksi 325 poin dari 9 kemenangan dan 5 posisi runner-up.
Dengan empat seri tersisa, keunggulan 110 poin milik Marquez dari pesaing terdekat, Andrea Dovizioso, sudah tidak mungkin terkejar.