Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Mantan pembalap Formula 1, Jacquez Villenueve, memiliki pendapat tersendiri terkait menurunnya pamor ajang balap jet darat tersebut.
Kian hari, ajang balap mobil paling bergengsi di dunia, Formula 1 (F1), seolah kekurangan peminat.
Kompetisi yang pernah melahirkan nama top seperti Ayrton Senna, Niki Lauda, hingga Michael Schumacher ini seperti tenggelam di bawah bayang-bayang MotoGP.
Jalannya balapan yang monoton dan terlalu teknis membuat F1 tidak lagi cukup menarik untuk diikuti, terlebih dengan monopoli Lewis Hamilton dan Mercedes dalam beberapa musim terakhir.
Atas situasi ini, mantan pembalap F1 yakni Jacquez Villenueve turut angkat bicara.
Putra dari pembalap legendaris Gilles Villenueve ini menganggap kompetisi F1 kini telah kehilangan rohnya.
"F1 harusnya berpusat pada olahraga. Itu adalah fondasi yang tidak bisa diubah," ujar Villenueve dikutip Bolasport.com dari Speedweek.
"Sekarang F1 kelihatan bukan seperti balapan sungguhan. Beberapa pembaruan membuatnya berubah dari olahraga profesional menuju sekadar hiburan," imbuhnya.
Baca Juga: Persiapan Menuju Musim 2020 Justru Mengganggu Kestabilan Mercedes
Perkataan ini tentu merujuk pada gagasan kontroversial yang sempat dilontarkan oleh Direktur Olahraga F1, Ross Brawn.
Mantan bos Ferrari ini ingin mencoba bereksperimen dengan format kualifikasi dengan kebijakan reverse grid.
Jika pembaruan ini jadi diterapkan, para pembalap tercepat di sesi kualifikasi justru akan memulai balapan dari posisi paling buncit.
Menurut Brawn, hal ini akan menambah daya tarik balapan F1 karena para pembalap terbaik akan mengerahkan usaha lebih besar untuk bisa memenangi balapan.
Baca Juga: Bos Mercedes: Kami Harus Bisa Mengimbangi Kecepatan Ferrari
Villenueve yang pernah menjadi juara dunia pada musim 2017 lantas mengutarakan beberapa hal yang menurutnya menjadi penyebab menurunnya pamor F1 akhir-akhir ini.
"Kita tidak membutuhkan hal baru setiap detiknya. Jika kita memaksa F1 untuk terus-menerus melakukan pembaruan, kita akan menghancurkannya," ujar Villenueve.
"22 balapan juga terlalu banyak. Sangat jelas bahwa penambahan jumlah race ini hanya untuk mengeruk pendapatan yang lebih besar."
"Ini hanya menguntungkan bagi pemegang hak siar, namun tidak bagi olahraga balap mobil. Seharusnya kita mengurangi jumlah balapan, bukan menambahnya," kata Villenueve.