Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Barcelona harus melakukan perjalanan melelahkan akibat krisis Catalunya yang sedang terjadi.
Krisis Catalunya terjadi pekan ini dengan kerusuhan terus terjadi di sana.
Salah satu hal yang terpengaruh karena krisis ini adalah fasilitas umum.
Bandara El Prat di Kota Barcelona kabarnya jadi salah satu yang terpengaruh.
Padahala bandara ini digunakan oleh klub Barcelona sebagai pintu masuk dan keluar untuk naik pesawat menuju tempat berlaga.
Akhir pekan ini Barcelona harus bertandang ke Eibar, Sabtu (19/10/2019) pukul 18.00 WIB.
Eibar adalah klub yang bermarkas di daerah Basque di pantai utara Spanyol, berjarak 550 kilometer dari Barcelona.
Tak berfungsinya bandara membuat Barcelona harus menempuh perjalanan melelahkan menuju Eibar.
Baca Juga: Cari Pengganti Pogba, Man United Lirik Gelandang Terbuang Juventus
Biasanya, mereka akan terbang dari Barcelona menuju Bilbao.
Kemudian skuat Blaugrana akan meneruskan dengan perjalanan darat sejauh 40 kilometer menuju Eibar.
Kini hal tersebut tak bisa dilakukan.
Barcelona harus menempuh 550 km semuanya lewat jalan darat.
Jarak sejauh 400 km akan ditempuh lewat jalan tol yang menghubungkan daerah Catalunya di selatan dengan Basque di Utara.
Barcelona sempat mengalami kejadian serupa saat semifinal Liga Champions 2010 lalu.
Saat itu mereka harus bertandang ke markas Inter Milan di Italia dengan bus.
Hal ini terjadi setelah abu vulkanik membuat pesawat tak diperbolehkan untuk terbang di kawasan tersebut.
Pada laga itu Barcelona kalah 1-3 dan Inter lolos ke partai puncak.
Baca Juga: Kiper Pinjaman Real Madrid Akui Keputusan Salah Tinggalkan Klub
Saat ini Barcelona ada di posisi kedua Liga Spanyol.
Mereka tertinggal dua angka dari pemuncak klasemen, Real Madrid.
Artinya, mereka harus menang dari Eibar jika tak ingin semakin jauh tertinggal.
Krisis Catalunya mulai terjadi Senin (14/10/2019) lalu setelah sembilan tokoh kemerdekaan dijatuhi hukuman penjara 9 sampai 13 tahun oleh pengadilan Spanyol.
Warga Catalunya, terutama yang mendukung kemerdekaan, kemudian melakukan protes di wilayah tersebut yang berujung bentrokan dengan kepolisian.
Baca Juga: Paolo Maldini Cerita soal Kekalahan dari Liverpool di Liga Champions 2005