Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih PSIM Yogyakarta, Liestiadi, sangat menyayangkan tindakan tak terpuji yang dilakukan anak asuhnya, Achmad Hisyam Tolle.
Bek PSIM Yogyakarta, Achmad Hisyam Tolle, tengah menjadi sorotan atas aksi tak terpuji yang ditunjukkannya dalam laga melawan Persis Solo di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Senin (21/10/2019).
Dalam pertandingan lanjutan Liga 2 2019 yang berakhir dengan kemenangan Persis 3-2 tersebut, Tolle melayangkan tendangan kungfu ke arah pemain Persis Solo.
Tidak hanya itu, Tolle juga melakukan intimidasi kepada awak media yang sedang meliput.
Baca Juga: Persela Vs Persebaya, Nilmaizar Imbau Pemain Tampilkan Performa Optimal
Pelatih PSIM Yogyakarta, Liestiadi, sangat menyayangkan tindakan tak terpuji yang dilakukan oleh anak didiknya tersebut.
Liestiadi berpendapat bahwa sebagai pesepak bola profesional, terlepas dari provokasi tim lawan, Tolle seharusnya bisa menjaga sikapnya di lapangan.
"Tindakan seperti ini kan tidak bagus, sama halnya pemain edukasi suporter untuk bertindak brutal," kata Liestiadi dilansir Bolasport.com dari Tribun Jogja.
"Karena penonton itu diedukasi dari pertandingan, penonton diedukasi dari sikap pemain," ucapnya lagi.
Mantan pelatih Bandung Blitar United tersebut menyatakan bahwa pemain sepak bola, selain menjalankan tugasnya di lapangan, harus bisa juga memberikan edukasi terhadap para penonton yang datang ke stadion.
"Suporter kita kan dari macam-macam kalangan yang berbeda. Ada penonton yang datang untuk benar-benar menikmati permainan sepak bola, ada yang datang seperti mau macam perang," tuturnya.
"Kita edukasi melalui pertandingan yang menarik dan enak ditonton, dan menunjukkan fighting spirit yang luar biasa," ujarnya menambahkan.
Baca Juga: Persela Vs Persebaya, Bajul Ijo Mengusung Misi Mencari Poin yang Hilang
Selanjutnya, Liestiadi juga menyebutkan bahwa semangat sportivitas sudah seharusnya menjadi yang terpenting dalam setiap pertandingan.
Menurutnya, sepak bola tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, melainkan juga sebagai sarana pemersatu bangsa.
"Pemain secara attitude juga seharusnya selalu mengedukasi, dengan bersalaman saat di lapangan, berpelukan, dan justru jangan tawuran. Kalau pemain saja begitu, bagaimana dengan suporternya?," kata Liestiadi.
"Marilah, sepak bola sebagai pemersatu bangsa. Sepak bola ini kan bisnis hiburan, kita sama-sama cari makan di sini," ucapnya menandaskan.