Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Zona degradasi seolah menjadi hal yang selalu menemani karier kepelatihan Nilmaizar dalam beberapa musim terakhir.
Dimulai pada musim 2017, Semen Padang yang dilatihnya berkutat di papan bawah dan Nilmaizar pun dipecat di tengah-tengah kompetisi.
Seusai pemecatan Nilmaizar, Semen Padang tetap tak bisa keluar dari keterpurukan dan Kabau Sirah pun terdegradasi ke Liga 2 musim 2018.
Cabut dari Semen Padang, dia gabung PS Tira (sekarang Tira-Persikabo) dan timnya barunya itu kembali berkutat di papan bawah hampir di sepanjang musim.
Namun dia berhasil menghindarkan PS Tira dari degradasi setelah kemenangan mengejutkan 3-1 atas tuan rumah Borneo FC pada pekan terakhir Liga 1 2018.
Kini, dia menangani Persela, dan lagi-lagi timnya berkutat di papan bawah dan terancam degradasi.
Sampai pekan ke-27 Liga 1 2019, Persela masih tertahan di peringkat ke-17 dengan raihan 25 poin.
Baca Juga: Sikap Pelatih Persela soal Timnya Pincang saat Dijamu Persija Jakarta
Untuk menghindari hal yang sama terulang seperti saat melatih Semen Padang, Nilmaizar mengaku sudah punya strategi.
Dia sudah memperhitungkan berapa poin yang harus didapatkan timnya untuk terhindar dari degradasi.
"Saya sebagai pelatih sudah menghitung delapan pertandingan (sisa) itu. Kami harus menang di mana atau bisa dapat (poin) dimana," kata Nilmaizar saat memberikan keterangan pers, Kamis (14/11/2019).
"Saya rasa semua tim pasti (senasib) juga akan berhitung. Tidak ada yang tidak perang di setiap pertandingan," ujarnya menambahkan.
Menurut juru taktik asal Sumatra Barat, ada delapan tim yang masih berpeluang terdegradasi.
Berkaca dari pengalamannya saat masih melatih PS Tira, semua tim masih harus berjuang hingga pertandingan terakhir.
"Sampai hari ini kan belum tahu siapa yang degradasi, masih ada tujuh tim berpeluang degradasi," tuturnya.
"Apa sikap saya? harus optimis! Kalau saya tidak optimis dengan tim ini lebih baik saya tidak di sini," ucapnya menegaskan.