Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Manajer Borneo FC, Dandri Dauri, merasa timnya telah didzolimi dengan adanya sanksi terbaru dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI.
Hukuman berat harus diterima Borneo FC menyusul insiden saat laga kontra Persija Jakarta, Senin (11/11/2019).
Komdis PSSI menghukum empat orang dari Borneo FC yang dinilai melakukan perbuatan tak terpuji pada laga tersebut.
Dua diantaranya merupakan pemain Borneo FC yaitu Renan Alves dan Javlon Guseynov.
Sedangkan dua lainnya adalah pelatih kiper, Luizinho Passos, dan manajer Borneo FC, Dandri Dauri.
Baca Juga: PSM Makassar Vs Persipura, Darije Kalezic Beri Hormat untuk Tim Tamu
Javlon, Renan, dan Passos diberi hukuman berupa denda masing-masing sebesar Rp 75 juta.
Sementara Dandri Dauri harus membayar Rp 45 juta dan dilarang mendampingi tim selama dua pertandingan Liga 1 2019.
Hal ini lantas memunculkan protes dari manajemen Borneo FC.
Dandri mengaku sangat menyesalkan keputusan dari Komdis PSSI.
"Sangat disesalkan kami mendapat hukuman segini besarnya, besar sekali ini total mencapai 320 juta untuk 5 kasus yang disidangkan," kata Dandri dikutip BolaSport.com dari laman resmi Liga 1.
"Khusus untuk saya pribadi ada tambahan tidak boleh mendampingi tim selama 2 pertandingan," ujarnya menambahkan.
Menurut Dandri, Komdis PSSI telah berbuat tidak adil dengan Borneo FC.
"Ini lucu dendanya, kenapa saya bilang lucu untuk kasus di Lamongan yang waktu itu ada tim kami yang bertanding. Total mereka hanya kena hukuman tidak lebih dari kita ini, coba cek sendiri kalau tidak percaya," ucap Dandri menambahkan.
Baca Juga: Persib Bandung Tanpa Penyerang Asal Chad Jelang Hadapi Barito Putera
Padahal saat itu ofisial Persela melakukan tindakan yang di luar batas saat menjamu Borneo FC.
Kala itu, Borneo FC sukses menahan imbang Persela dengan skor 2-2 di Stadion Surajaya, Lamongan, 27 Juli 2019.
Protes keras sempat dilakukan oleh ofisial Persela yang berharap bisa memenangi pertandingan tersebut.
"Kami memprotes saat lawan Persija kemarin, yang di Lamongan justru ada hal yang di luar batas. Tetapi komdis tidak memberi hukuman seperti apa yang kami terima sekarang," ujar Dandri.
Dandri merasa sanksi ini seolah-olah hendak mempersulit Pesut Etam bersaing di papan atas Liga 1 2019.
"Seperti ada upaya untuk kami tidak bisa bersaing di papan atas dan hukuman itu dasarnya maupun nominalnya hanya Komdis dan Tuhan yang tahu," kata Dandri lagi.
Dandri berharap, kehadiran Ketua Umum PSSI baru, Iwan Bule, bisa memberikan perubahan dalam proses membuat hukuman.
"Semoga Ketua PSSI yang baru melihat hal ini, agar ada perubahan dalam hal proses membuat hukuman klub yang berkompetisi. Besar harapan kami kompetisi bisa berubah di masa jabatannya, tidak hanya timnas Indonesia," tutur Dandri mengakhiri.