Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Bomber Persija Jakarta, Marko Simic, memiliki kesamaan dengan legenda timnas Brasil, Ronaldo Luis Nazario de Lima, setelah mengukir hattrick ke gawang Madura United.
Marko Simic menceploskan 3 dari 4 gol Persija Jakarta ke gawang Madura United dalam lanjutan Liga 1 2019 di Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Dalam laga pekan ke-32 Liga 1 2019 tersebut, Persija menundukkan Madura United dengan skor telak 4-0.
Hal istimewa dari pertandingan itu adalah hattrick yang dilesakkan Marko Simic seluruhnya berasal dari eksekusi penalti.
Gol pembuka bomber Kroasia itu tercipta pada menit ke-21 melalui penalti pertamanya.
Baca Juga: Cetak Hattrick ke Gawang Madura United, Simic Minta Kontrak 5 Tahun?
Baca Juga: Lewat Trigol Penalti, Marco Simic Kokoh di Puncak Top Scorer Liga 1 2019
Baca Juga: Tinggal Satu Target yang Belum Dipenuhi Edson Tavares Bersama Persija
Baca Juga: Persija Jakarta Lolos dari Degradasi, Ini Kata Edson Tavares
Hukuman diberikan wasit Thoriq Alkatiri buat Madura United setelah Simic ditarik Jaimerson di kotak terlarang hingga terjatuh.
Lesakan penalti pertama Simic sukses memperdaya kiper M Ridho.
???? CUPLIKAN PERTANDINGAN.
Hattrick Marko Simic antarkan Macan Kemayoran raih kemenangan besar di Stadion Gelora Bung Karno.
Cuplikan pertandingan ini dipersembahkan oleh @tehbotolsosroID.#ShopeeLiga1 #ShopeeForMen #ShopeeID pic.twitter.com/l6Tvpu6ZAO
— Shopee Liga 1 (@Liga1Match) December 13, 2019
Untuk penalti kedua di menit ke-29, Persija kembali mendapatkan kesempatan menembak dari titik putih setelah Fitra Ridwan dilanggar keras oleh Jaimerson.
Eksekusi kedua Simic mulus meluncur ke dalam gawang Madura United.
Memasuki injury time babak pertama (45+3'), Simic melengkapi hattrick sebagai algojo penalti dalam laga ini.
Kali ini sanksi diberikan wasit setelah Sandi Sute didorong pemain lawan dalam situasi tinggal menghadapi kiper.
Tembakan penalti ketiga Simic pun membawa Persija unggul jauh atas Madura United, hingga mengakhiri laga dengan skor 4-0.
Bagi seorang pemain, mencetak hattrick lewat eksekusi penalti dalam satu pertandingan tergolong hal yang tidak biasa terjadi.
Komparasinya dengan pesepak bola level top, prestasi itu juga pernah dibukukan oleh Ronaldo Luis Nazario de Lima.
Striker legendaris timnas Brasil ini melakukannya ke gawang timnas Argentina pada laga kualifikasi Piala Dunia 2006.
Tepatnya berlangsung pada 2 Juni 2004, Brasil mengalahkan musuh bebuyutannya itu dengan skor 3-1.
Seluruh gol Selecao dilesakkan oleh Ronaldo melalui eksekusi penalti, masing-masing menit ke-16, 67', dan 90+3'.
Ronaldo memperoleh semua hadiah tendangan penalti itu berkat jerih payahnya sendiri melakukan aksi individu menawan yang dilanggar paksa oleh pemain musuh.
Kalau mencari perbandingan lebih kekinian di sepak bola Eropa, hattrick via penalti juga pernah dilakukan bomber uzur Athletic Bilbao, Aritz Aduriz.
Dalam partai fase grup Liga Europa 2016-2017, Aduriz tiga kali menjebol gawang Genk lewat titik putih.
Baca Juga: Bomber Uzur Berusia 37 Tahun Ini Jadi Raja Gol Liga Europa
Pencapaian Aduriz lebih keren karena dia juga dua kali menjebol gawang melalui open-play hingga memborong lima gol dalam kemenangan 5-3 Bilbao atas Genk!
Kembali ke rekor Marko Simic, perihal tiga gol penalti yang diciptakan striker subur Persija itu mengundang reaksi dari kubu Madura United.
Pelatih Madura, Rasiman, mengungkapkan kekecewaan sambil menyindir keputusan wasit Thoriq Alkatiri yang memberikan 3 hukuman penalti buat sang tamu.
"Saya ucapkan selamat, dia layak mendapat penghargaan Guinness World Records dan rekor MURI juga kalau perlu," kata Rasiman seusai laga.
"Dia mencatat hadiah penalti terbanyak dalam satu babak. Tapi mudah-mudahan bisa mengubah pikiran kita semua bahwa teknologi itu memang dibutuhkan," ujar Rasiman.
Baca Juga: Rasiman: Thoriq Alkatiri Layak Dapat Penghargaan Rekor Dunia
Baca Juga: Adu Tajam Marko Simic Vs Sylvano Comvalius untuk Rekor Tersubur Liga 1
Menurutnya, bantuan dari penggunaan VAR (Video Assistant Referee) sangat diperlukan untuk menentukan keputusan krusial seperti itu agar berimbang.
"Kalau kata VAR penalti, ya oke. Tadi saya sempat bertanya ke Mister Al-Mukarram Thoriq. 'Mas Thoriq kalau berdiri di tempat saya bagaimana?", katanya.
"Dia malah bilang, 'demi Allah saya hanya menjalankan tugas'. Yang saya tak mengerti kok bisa dia segitunya," kata Rasiman lagi.