Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Terselip satu nama pahlawan dalam buku riwayat pahlawan di balik kejayaan Persib Bandung dan timnas Indonesia.
Nama itu ialah Firman Utina, jenderal lapangan tengah yang malang melintang di sepak bola Indonesia.
Tepat pada hari ini, 15 Desember, 37 tahun silam telah terlahir maestro rumput hijau di bumi Manado, Sulawesi Utara.
Sosok tersebut diberi nama Firman Utina yang tak pernah lepas dari angka 15.
Pemain dengan nama beken FU15 itu merupakan pesepak bola yang identik dengan nomor punggung 15.
Baca Juga: Wajah Asing Dominasi Raja Assist Liga 1 2019, Satu Nama Lokal Kembali Curi Perhatian
Satu dari sekian atlet lokal yang merasakan gelar juara di dua era kompetisi Liga Indonesia
Ia mulai mempelajari seluk-beluk tentang sepak bola bersama tim lokal Manado, Indonesia Muda Manado FC, pada 1993-1994.
Namanya sudah menghiasi kekuatan timnas U-19 Indonesia pada edisi 1998.
Sebelum akhirnya, Firman Utina muda memikat manajemen Persma Manado untuk menjadikannya pemain profesional pada 2000.
Pria berpostur 166 cm itu kemudian berlabuh ke Persita Tangerang pada musim 2001.
Di sana, nama Firman Utina mulai membara di kancah persepakbolaan Indonesia.
Ia sukses mengantarkan Persita menjadi runner-up Divisi Utama Liga Indonesia 2002 bersama bomber kenamaan Ilham Jaya Kesuma.
Baca Juga: Kaleidoskop 2019 - Persija Jakarta: dari Juara Bertahan hingga Nyaris Degradasi
Sempat tiga musim bersama Persita, FU15 memutuskan untuk hijrah ke salah satu tim besar Indonesia, Arema Malang, pada 2004.
Dua gelar juara Copa Indonesia mampu dipersembahkan Firman Utina bersama Arema FC pada edisi 2005 dan 2006.
Bahkan, Firman Utina dinobatkan sebagai pemain terbaik di Copa Indonesia 2005.
Tak heran jika pemain yang berposisi sebagai gelandang ini menjadi langganan timnas Indonesia.
Namun pada 2006, Firman memiliki keputusan lain untuk kembali ke pangkuan Persita.
Karier Firman Utina sempat meredup ketika gagal membawa Persita bertahan di kasta tertinggi Liga Indonesia.
Baca Juga: Gelandang PSM Bertekad Berikan Momen Terbaik di Laga Kandang Terakhir
Hingga akhirnya, ia memilih untuk bergabung dengan Sriwijaa FC pada akhir 2010.
Nama Firman Utina mencuri perhatian pecinta sepak bola tanah air setelah mengantarkan timnas Indonesia menjadi runner-up Piala AFF 2010.
Firman yang ditunjuk sebagai kapten timnas Indonesia oleh pelatih Alfred Riedk sukses mendapatkan gelar pemain terbaik pada ajang tersebut.
Masa keemasan FU15 seolah kembali setelah mengantarkan Sriwijaya FC menjuarai Indonesia Super League pada 2011-2012.
Musim 2013, FU15 memutuskan untuk berlabuh ke tim besar Indonesia lainnya, Persib Bandung.
Di usianya yang telah mencapai kepala tiga, FU15 justru semakin matang.
Dua trofi dipersembahkan Firman Utina untuk Persib yakni Indonesia Super League 2014 dan Piala Presiden 2015.
Baca Juga: Firman Utina Dukung Para Mantan Pemain Untuk Duduki Kursi Federasi
Selesai bersama Persib, FU15 sempat kembali ke Sriwijaya FC selama satu musim sebelum berlabuh ke Bhayangkara FC pada 2017.
Seakan tidak ada mengenal masa tua, Firman Utina kembali mengantarkan timnya meraih gelar juara.
Kali ini, Firman menjadi bagian Bhayangkara FC yang menjuarai era baru Liga Indonesia bernama Liga 1 2017.
Firman Utina menutup karier bersama Kalteng Putra yang berjuang dari Liga 2 2018.
Hingga akhirnya tim berjulukan Laskar Isen Mulang tersebut promosi ke Liga 1 2019 dan FU15 diangkat sebagai staf pelatih Kalteng Putra.
Kini, Firman Utina menjadi panglima yang menjembatani hubungan pemain profesional dengan klub dan federasi.
Ia ditunjuk menjadi presiden Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI).
Indonesia akan mengingat jasa Firman Utina sebagai pemimpin dan maestro lapangan tengah yang memiliki jiwa besar dalam berkarya.