Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Biasanya kan, mereka lebih agresif, lebih semangat, dan lebih smart. Namun, pada semifinal kemarin, permaian mereka tidak keluar," kata Herry lagi.
"Dengan dua kali kekalahan dari Endo/Watanabe pada turnamen ini, menurut saya penampilan Marcus/Kevin masih belum yang terbaik," ujar dia.
Lebih lanjut, Herry tak menampik bahwa masih ada kelemahan dari Marcus/Kevin yang harus segera diperbaiki.
Hal itu, diakui Herry, akan menjadi PR tersendiri bagi dia selaku
pelatih Marcus/Kevin.
Untuk sementara, Herry akan berdiskusi terlebih dulu dengan Marcus/Kevin terkait kendala yang dialami saat menghadapi Endo/Watanabe.
Baca Juga: Ganda Campuran Indonesia Dianggap Kurang Memuaskan pada BWF World Tour Finals 2019
"Evaluasi untuk Marcus/Kevin, khususnya dalam menghadapi Endo/Watanabe ini memang harus betul-betul didiskusikan bersama," ucap dia.
"Kami harus sama-sama cari solusi terbaik, baik dari pola maupun strategi yang tepat untuk melawan Endo/Watanabe. Sebab, memang sedikit berbeda cara main Marcus/Kevin dan Ahsan/Hendra," kata Herry lagi.
"Ahsan/Hendra penempatan bolanya lebih efisien, akurasi mereka juga cukup baik dan kualitasnya mumpuni," tutur Herry.
Baca Juga: Jadi Runner-up BWF World Tour Finals 2019, Pelatih Puas dengan Perfoma Anthony Ginting
Berbeda dengan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang cuma sampai semifinal, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan justru mampu finis sebagai juara.
Ahsan/Hendra naik ke podium kampiun setelah mengalahkan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe dengan skor 24-22, 21-19.