Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Dukungan diberikan legenda Yamaha, Wayne Rainey, kepada Valentino Rossi untuk terus membalap di MotoGP.
Meski memiliki basis penggemar yang besar, keputusan Valentino Rossi terus bertahan di MotoGP tetap menimbulkan kontroversi.
Sebagian pihak berpendapat bahwa Rossi sebaiknya pensiun karena dianggap sudah habis dan menghalangi jalan pembalap muda untuk bersinar.
Pendapat ini semakin menguat menyusul penampilan impresif dua penunggang Yamaha, Maverick Vinales dan Fabio Quartararo.
Meniliki dari usia yang lebih muda, Vinales dan Quartararo dianggap pantas mengisi kursi pembalap utama Yamaha pada 2021 daripada Rossi.
Pun begitu ketika dilihat dari hasil yang dicapai sepanjang musim lalu.
Vinales dan Quartararo dapat tampil cepat sejak sesi latihan bebas dan bertengger di atas podium. Keduanya sama-sama mengoleksi tujuh podium musim lalu.
Penampilan Rossi sebenarnya tidak bisa dibilang buruk-buruk amat. The Doctor tampil menawan pada seri-seri awal dan menjadi rider Yamaha pertama yang finis tiga besar.
Baca Juga: Jadwal Peluncuran Tim MotoGP Musim 2020, Ducati Paling Cepat
Namun, performa Rossi terus menurun. Kendati tak pernah finis lebih buruk dari posisi delapan, dia tak pernah naik ke podium sejak seri ketiga di Amerika Serikat.
Tidak heran apabila kemudian muncul opini yang mendesak Rossi untuk pensiun dari MotoGP dengan segera.
Tentu saja tidak semua orang berpendapat demikian. Pemenang tiga gelar juara grand prix 500cc bareng Yamaha, Wayne Rainey, salah satunya.
Dalam video yang ditayangkan MotoGP, Rainey berpendapat apabila tidak ada alasan Rossi untuk pensiun jika masih memiliki motivasi dan mendapat hasil bagus.
THE DREAM TEAM: 1993 Team Roberts Marlboro Yamaha 500 GP // Kenny Roberts, Luca Cadalora and Wayne Rainey. pic.twitter.com/nFQpcEbd2N
— c a s p e r ???????? (@maatcode) November 17, 2018
Baca Juga: Melihat Hubungan 'Putus-Nyambung' Hendra Setiawan dan Pelatnas PBSI
"Rossi hampir selalu dapat menjaga fisiknya tetap bugar dan saya pikir itulah itulah kuncinya," kata Rainey.
"Jika tetap bugar, tetap kompetitif—setidaknya pada hari Minggu seperti Rossi biasanya—dan motornya berkembang sehingga tetap membuatnya termotivasi.
"Ketika semua hal itu masih ada dan dia dapat mendapatkan hasil [yang bagus, red], kenapa tidak membalap sampai beberapa tahun lagi," imbuhnya.
Fisik yang bugar menjadi salah satu kunci Rossi bisa bersaing di MotoGP hingga usianya melewati 40 tahun. Sebab, pria asal Pesaro itu jarang bersinggungan dengan cedera.
Baca Juga: Daripada Membelot ke Ferrari, Bos Mercedes Lebih Pilih Pindah ke Mars
Hanya dua kali Valentino Rossi mengalami cedera parah yang membuatnya absen dalam balapan.
Dua cedera itu adalah patah tulang tibia di GP Italia pada 2010 kemudian tulang tibia dan fibula saat berlatih motokros pada 2017. Keduanya terjadi di bagian kaki kanannya.
Torehan 402 balapan di ajang grand prix pun telah dicatat oleh Rossi sejak debutnya di kelas terbawah 125cc (sekarang Moto3) pada 1996.
Kontrak Rossi dengan Yamaha sendiri akan habis pada 2020. Il Dottore baru akan memutuskan masa depannya di MotoGP setelah melihat pencapaian pada seri-seri awal.
Baca Juga: Maaf, Motor Paling Gampang di MotoGP adalah Honda dan Bukan Yamaha