Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - CEO Persik Kediri, Abdul Hakim Bagagih, menargetkan timnya mampu menembus posisi 10 besar klasemen Liga 1 2020.
Persik Kediri menjadi pendatang baru pada kompetisi Liga 1 2020 bersama Persiraja Banda Aceh dan Persita Tangerang.
Sebagai tim promosi di Liga 1 2020, Persik Kediri menargetkan dapat merah hasil baik di kompetisi kasta teratas Liga Indonesia tersebut.
Persik Kediri tidak mau asal numpang lewat seperti dua klub sebelumnya yaitu Semen Padang dan Kalteng Putra.
Baru promosi, Semen Padang dan Kalteng Putra harus kembali terdegradasi ke Liga 2 2020.
Baca Juga: Setia Jadi Sponsor Borneo FC, Ini Harapan Ansaf pada Liga 1 2020
CEO Persik Kediri, Abdul Hakim Bagagih, menargetkan timnya mampu meraih prestasi terbaik di Liga 1 2020 minimal peringkat ke-10.
Dikutip BolaSport.com dari laman Kompas, Minggu (5/1/2020), manajemen Persik Kediri menyadari banyak ketertinggalan yang harus dikejar Persik Kediri sebagai tim promosi.
Salah satunya adalah dari segi kedalaman pemain dan juga kesehatan keuangan tim.
Hal tersebut membuat pihak manajemen lebih fokus untuk menstabilkan kondisi tim.
Jadi, target finish di papan tengah dirasa sudah lebih dari cukup pada musim pertama.
Baca Juga: Persik Kediri Siapkan 10 Pemain, tetapi Tunggu Regulasi Musim 2020
"Target kami di tahun 2020 ini masuk 10 besar. Menurut kami itu target yang paling realistis di tahun pertama," ujar Abdul Hakim.
"Jangan sampai kami sekadar numpang lewat di Liga 1 2020 ini. Kami benar-benar takut dengan fenomena tersebut. Musim lalu ada beberapa tim yang numpang lewat," kata Abdul Hakim.
Menyambut kompetisi Liga 1 2020 yang rencananya akan bergulir Maret, Persik Kediri sudah mengontrak mantan pelatih Arema FC, Joko Susilo.
Joko Susilo dinilai mampu mengangkat pemain-pemain muda dalam skuat Macan Putih.
Abdul Hakim menambahkan, selain masalah teknis, manajemen juga sedang berburu sponsor untuk menambah keuangan.
Hal ini perlu untuk mengantisipasi agar tidak kembali terdegradasi seperti tahun 2015 hanya karena masalah keuangan.