Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Presiden Persiraja Banda Aceh, Nazaruddin Dekgam, berharap PT Liga Indonesia Baru (LIB) mempertimbangkan seluruh klub dalam menentukan skema kompetisi.
Persiraja Banda Aceh sedang dalam persiapan untuk melakoni Liga 1 2020.
Tim berjulukan Laskar Rencong tersebut berhak promosi ke Liga 1 2020 setelah menempati peringkat ketiga di Liga 2 2019.
Adapun dua tim lain yang promosi ke Liga 1 2020 yaitu Persita Tangerang dan Persik Kediri.
Baca Juga: Solskjaer Puas Hasil Imbang dengan Wolves dan Siap Tarung Ulang
Baca Juga: Mike Tyson Ternyata Punya Kelemahan meski Terlihat Tangguh
Dengan promosinya Persiraja Banda Aceh, artinya Liga 1 2020 akan diikuti oleh tim dari paling ujung barat dan timur wilayah Indonesia.
Di barat ada Persiraja Banda Aceh, sementara sisi Timur terdapat Persipura Jayapura.
Hal yang menjadi pemikiran tentunya adalah biaya transportasi tim yang tidak sedikit selama menjalankan kompetisi.
Sebab, pasti akan ada saatnya Persiraja bertandang ke kandang Persipura, begitupun sebaliknya.
Baca Juga: Pemain Buangan Barcelona Bantah Bilang Monyet ke Bek Real Madrid
Permasalahan tersebut yang kini menjadi satu dari sekian banyak pemikiran manajemen Persiraja Banda Aceh dalam mempersiapkan tim.
Menyikapi hal tersebut, Presiden Persiraja Banda Aceh, Nazaruddin Dekgam, pun angkat bicara.
Nazaruddin menilai, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 dapat memikirkan kembali skema kompetisi yang digunakan musim 2020.
Pasalnya, nantinya ada dua tim yang harus menempuh jarak terjauh ketika menggunakan skema satu wilayah.
Baca Juga: Daftar Transfer Resmi 5 Liga Top Eropa - Sabtu, 4 Januari 2020
"Kalau skema yang dipakai tetap seperti Liga 1 musim lalu, saya rasa subsidi yang diperlukan harus besar," ujar Nazaruddin dikutip BolaSport.com dari TribunnewsBogor.com.
"Tetapi sebaliknya, jika memang subsidi yang diberikan kepada kontestan kecil, maka lebih baik skema yang dipakai dibagi menjadi dua wilayah, Barat dan Timur," ucapnya.
Nazaruddin berharap, PT LIB dapat memikirkan pendapatan dan pengeluaran klub jika tetap menggunakan skema satu wilayah.
"Dari Aceh ke Papua itu harga tiketnya sangat mahal sekali perjalanan," kata Nazaruddin.
"Bisa Rp 15 juta, sehingga untuk itu dari mana subsidinya? jadi harus dipikirkan," tuturnya mengakhiri.
Baca Juga: Setia Jadi Sponsor Borneo FC, Ini Harapan Ansaf pada Liga 1 2020