Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, mengaku timnya mengalami kesulitan setelah MotoGP menyeragamkan penggunaan perangkat kontrol elektronik (ECU).
Yamaha terakhir kali tampil solid pada balapan MotoGP ialah pada tahun 2015, saat masih memiliki line-up pembalap Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.
Dua rider andalan skuat Iwata tersebut, mengakhiri musim 2015 dengan Jorge Lorenzo sebagai juara dunia dan Valentino Rossi menduduki posisi runner-up.
Total, Yamaha mengumpulkan 655 poin dari dua pembalapnya tersebut dan tampil dominan di sepanjang musim kompetisi.
Baca Juga: 'Max Verstappen dan Charles Leclerc Akan Ganggu Dominasi Lewis Hamilton'
Akan tetapi, Yamaha mengalami grafik penurunan menyusul keputusan Lorenzo yang hijrah ke Ducati.
Pada akhir musim 2017, Yamaha hanya bisa mengantar pembalapnya meraih pencapaian terbaik yakni peringkat ketiga dengan 230 poin.
Ironisnya, prestasi itu diukir oleh sang rekrutan baru, Maverick Vinales, bukan Valentino Rossi yang berstatus pembalap senior di Yamaha.
Penampilan kurang memuaskan Yamaha masih berlanjut hingga musim lalu, tatkala mereka gagal bersaing melawan Honda dan Ducati dalam perebutan gelar juara dunia.
Selain kepergian Lorenzo, pengenalan peranti elektronik bernama Electronic Control Unit (ECU) juga menjadi salah satu penyebab menurunnya penampilan Yamaha.
Yamaha sebelumnya memakai perangkat ECU yang dikembangkan sendiri.
Namun, standarisasi yang dilakukan MotoGP pada 2016 membuat pabrikan asal Iwata itu harus menggunakan ECU buatan Magneti Marelli seperti pabrikan lainnya.
Baca Juga: Deontay Wilder vS Tyson Fury adalah Pertarungan Tinju Super di Kelas Berat
Secara umum, ECU mengatur seluruh kontrol yang ada di motor, mulai dari sasis, traksi, sampai wheelie.
Managing director Yamaha, Lin Jarvis, tak menampik jika timnya mengalami kesulitan setelah adanya penyeragaman perangkat itu.
"Motor kami masih bagus pada 2016,dan kami belum kehilangan arah hingga perangkat-perangkat seragam itu datang," kata Lin Jarvis, dilansir BolaSport.com dari Speedweek.
Baca Juga: Conor McGregor Bersedia Bertarung dengan Nate Diaz atau Jorge Masvidal
"Kami kemudian kehilangan arah dan para kompetitor kami mengambil keuntungan dari itu, membuat langkah dan bekerja dengan lebih baik," ucapnya lagi.
Dalam kesempatan yang sama, pria asal Inggris itu juga turut mengungkapkan penyesalannya yang sempat menganggap remeh penggunaan elektornik keluaran Magneti Marelli.
"Ya, saya pribadi mempercayai hal itu, kami meremehkan pentingnya untuk bisa memahami perangkat ini dan mencari solusi yang berbeda," ucap Lin Jarvis.
Baca Juga: Rencana Ferrari Merekrut Pembalap Wanita untuk F1 Mendapat Dukungan