Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pengamat MotoGP, Carlo Pernat, menyebut bahwa Ducati akan mengalami masa krisis setelah Yamaha resmi memperpanjang kontrak Maverick Vinales.
Yamaha membuat langkah cepat saat MotoGP memasuki masa silly season alias bursa kepindahan pembalap yang akan berlangsung mulai musim ini.
Hal itu karena kontrak mayoritas pembalap yang berlaga di kelas MotoGP mempunyai akan habis pada akhir musim 2020.
Tak mengherankan apabila jelang bergulirnya MotoGP 2020, rumor mengenai perpindahan pembalap sangat ramai untuk dibicarakan.
Baca Juga: Ini Rahasia McLaren Berhasil Perbaiki Performa pada Musim 2019
Maverick Vinales menjadi salah satu pembalap yang beruntung karena sudah mengamankan satu tempat sebagai pembalap Yamaha.
Skuat Iwata telah resmi memperpanjang durasi kontrak pembalap berjulukan Top Gun itu hingga dua musim kedepan atau hingga akhir 2022.
Kabar tersebut sekaligus memutus spekulasi bahwa pembalap berusia 25 tahun itu akan hengkang dari Yamaha pada akhir musim 2020.
Keputusan Yamaha tersebut turut mengundang perhatian dari pengamat MotoGP yakni Carlo Pernat.
Pria asal Italia itu menilai bahwa Ducati akan mengalami masa krisis setelah Yamaha resmi memperpanjang kontrak Vinales.
Ducati sebelumnya juga tertarik untuk memboyong Vinales dari tim berlogo garpu tala itu setelah sempat tidak puas dengan kinerja motor YZR-M1.
"Ducati sekarang berada di titik di mana mereka seperti kehabisan amunisi," kata Carlo Pernat, dilansir BolaSport.com dari GPOne.
Baca Juga: Potensi Mengemudi Max Verstappen Tercium Red Bull saat Berusia 15 Tahun
Kendati skuat Borgo Panigale masih mempunyai pembalap berkelas di dalam diri Andrea Dovizioso, namun itu semua belum cukup.
"Tentu mereka masih mempunyai pembalap seperti Andrea Dovizioso, dan seperti yang saya katakan dia selalu menjadi sebuah fenomena," imbuhnya lagi.
Pria berusia 71 tahun itu merasa adanya hubungan yang kurang kondusif antara Dovizioso dan para petinggi Ducati, sehingga itu akan mengganggu fokusnya untuk menjadi juara dunia.
Baca Juga: Kento Momota Tidak Masuk dalam Skuat Bulu Tangkis Jepang pada Kejuaraan Beregu Asia 2020
Selain hal itu, usia dari rider berjulukan DesmoDovi yang sudah mencapai 33 tahun tak pelak membuat Ducati harus mencari pembalap yang lebih muda.
"Namun demikian, Dovizioso mempunyai hubungan yang tidak begitu baik dengan para petinggi tim," tuturnya menjelaskan.
"Selain itu, dengan usianya dia juga bisa memutuskan pensiun atau mengubah cara pandangnya, meski Ducati selalu mempunyai cara untuk membuatnya tetap tinggal," ucap Pernat.
Baca Juga: Lewis Hamilton: Pengorbanan Jadi Atlet Formula 1 Sungguh Tak Mudah