Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Perjalanan hidup Cristiano Ronaldo tak selalu diwarnai tawa. Terkadang ada duka dan air mata.
Cristiano Ronaldo merayakan ulang tahun ke-35 pada Rabu (5/2/2020).
Di usia yang sudah tak muda lagi, hidup kapten timnas Portugal itu bisa dibilang sempurna.
Selain punya keluarga bahagia, ia juga dikelilingi gelimang harta.
Baca Juga: Ini Komentar Direktur Barcelona yang Bikin Lionel Messi Marah
Ronaldo mendapat gaji 31 juta euro (Rp 467,9 miliar) per tahun dari Juventus.
Namun, perjalanan Ronaldo untuk mencapai titik sekarang tidaklah mudah.
Ada beberapa pengalaman pilu yang pernah dicicipi sang superstar selama lebih dari tiga dekade hidup di bumi.
Apa sajakah itu?
DIKELUARKAN DARI SEKOLAH
Meski punya karier gemilang, kiprah Ronaldo di dunia pendidikan justru kurang mengesankan.
Ronaldo bahkan tidak lulus sekolah menengah.
Di sekolah, pria kelahiran Madeira itu dicap sebagai siswa bengal.
Sampai pada akhirnya, saat menginjak umur 14 tahun, ia dikeluarkan dari sekolah setelah melakukan tindakan kasar kepada seorang guru.
"Saya bukan yang terbaik di kelas dan saya tidak tertarik dengan sekolah. Saya dikeluarkan dari sekolah setelah melempar kursi ke guru. Ia tidak menghormati saya," ujar Ronaldo.
Baca Juga: Ivan Perisic Hilang 2 Bulan karena Bek Real Madrid
Baca Juga: Lionel Messi Ancam Tinggalkan Barcelona kalau...
KEHILANGAN AYAH
Ayah Ronaldo, Jose Dinis Aveiro, wafat pada 2005 akibat penyakit gagal hati.
Usia CR7 saat itu masih 20 tahun dan baru meniti karier bersama Manchester United.
Kehilangan ayah menjadi salah satu pukulan telak dalam hidup Ronaldo.
Dalam wawancara di televisi bersama Piers Morgan, September 2019, ia tak dapat menahan tangis ketika melihat cuplikan video ayahnya.
"Saya tidak pernah melihat video itu. Luar biasa," kata Ronaldo sambil berlinang air mata.
MENGEMIS MAKANAN
Demi menyambung hidup, Ronaldo pun pernah 'mengemis' makanan.
Hal tersebut dialami Ronaldo kala berusia belasan tahun dan tinggal dalam asrama sepak bola di Lisbon.
Jauh dari kedua orangtua yang berdomisili di Madeira, pemilik lima Ballon d'Or itu berjuang demi perut kenyang.
Untuk mengatasi rasa lapar pada malam hari, Ronaldo dan beberapa rekannya meminta burger sisa dari salah satu restoran cepat saji di kawasan tersebut.
"Ketika malam hari sekitar pukul 22.30 atau 23.00, kami merasa lapar. Lalu, kami biasa pergi ke McDonald dekat asrama pemain," ujar Ronaldo.