Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Persiraja Banda Aceh terancam tak bisa menggelar laga kandang di Liga 1 2020 karena Stadion Harapan Bangsa tidak memenuhi kriteria PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Tim promosi Liga 1 2020, Persiraja Banda Aceh, terancam tak bisa bermain di kandangnya sendiri ketika mengarungi musim 2020.
Markas kebanggaan Laskar Rencong, Stadion Harapan Bangsa, tidak memenuhi standar Liga 1 yang ditetapkan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Dilansir Bolasport.com dari Live Sport Asia, PT LIB sudah memberikan peringatan keras kepada manajemen Persiraja.
Baca Juga: Penjelasan Rahmad Darmawan soal Berselisih dengan Pemain Persija
Mereka meminta kepada manajemen untuk segera melakukan perubahan dan meningkatkan kualitas lapangan di stadion tersebut.
Jika tidak, maka Persiraja harus menjadi tim musafir selama satu musim ketika mengikuti Liga 1 2020.
Setidaknya ada tiga hal yang menjadi sorotan PT LIB terhadap Stadion Harapan Bangsa.
Stadion berkapasitas 45.000 orang itu memiliki rumput dengan kualitas buruk, sistem penerangan yang kurang memadai, serta tiang gawang yang sudah keropos.
Stadion Harapan Bangsa dibangun selama enam tahun sejak 1991-1996 dan baru diresmikan pada Januari 1997.
Timnas Indonesia juga pernah menjajal rumput di stadion pertandingan internasional bertajuk Aceh World Solidarity Tsunami Cup pada 2017.
Seandainya Persiraja harus terusir dari markasnya, maka laga tandang terjauh di Liga 1 2020 bisa saja tidak akan terwujud.
Awalnya. Persiraja diprediksi bakal melakukan away terjauh ketika melawan Persipura Jayapura.
Baca Juga: Karena Virus Corona, Timnas U-19 Terancam Batal ke Jepang dan Korea Selatan
Begitu pula dengan Persipura Jayapura yang harus menempuh jarak yang sangat jauh bila melakoni laga di kandang Persiraja Banda Aceh.
Pelatih Persipura, Jacksen F Tiago, bahkan sempat menyebut laga ini sebagai Derbi Nusantara.
"Saya belum pernah merasakan (ke Aceh)," kata Jacksen F Tiago kepada awak media di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2019).
"Namun, saya rasa itu bagus untuk kompetisi Indonesia karena benar-benar dari Sabang sampai Merauke, dan kalimat itu bisa dibenarkan," tuturnya mengakhiri.