Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - RCD Mallorca memakai metode variabilitas detak jantung untuk mengukur tingkat kelelahan dan GPS buat memonitor performa, bahkan saat pertandingan latihan.
Mallorca merupakan sebuah fenomena di dunia sepak bola. Dua musim lalu, tim kepulauan tersebut berlaga di kasta ketiga Liga Spanyol.
Sekarang mereka bergabung dengan tim-tim besar di LaLiga Santander, bahkan mampu mengalahkan tim-tim sebesar Real Madrid dan Valencia.
Sosok yang memiliki kontribusi besar terhadap kebangkitan klub yang pesat, termasuk promosi berturut-turut, adalah Dani Pastor.
Dia adalah mantan pelatih kebugaran Sevilla FC dan Zenit St Petersburg yang berpengalaman selama 20 tahun di bidangnya.
Pastor berada di bidang keahliannya sebagai anggota staf belakang layar dari Vicente Moreno dan merasa seperti di rumah sendiri saat bersama Mallorca, sebuah klub yang sangat berkomitmen untuk meningkatkan tingkat performa serta kesehatan para pemainnya.
Baca Juga: Rahasia Klub La Liga Maksimalkan Performa Pemain (Bagian 1)
Baca Juga: Rahasia Klub La Liga Maksimalkan Performa Pemain: Granada (Bagian 2)
Pengaruh serta pengalaman yang luas dari jajaran direktur, yang berisikan Robert Sarver, pemegang saham terbesar klub NBA Phoenix Suns sejak 2004, dan Steve Nash, seorang legenda hidup NBA, sangat terlihat.
Saat Mallorca menanjak dari liga ke liga, fasilitas klub meningkat ke tingkat profesionalitas yang patut ditiru dan dibanggakan oleh tim asal Son Moix tersebut.
Tentunya, seperti yang diungkapkan oleh Pastor, pengaturan di Mallorca jauh lebih baik dibandingkan beberapa klub besar.
“Daripada membawa metodologi dan peralatan dari Rusia, saya malah membawa sesuatu ke Saint Petersburg," katanya.
Dari semua metodologi yang tersedia, Pastor menyorot kepada sesuatu yang tidak terlalu umum: variabilitas detak jantung untuk mengukur tingkat kelelahan pemain.
“Saya agak khawatir menggunakan GPS dalam hal mempelajari tidur. Dengan segala sesuatu yang kami minta para pemain lakukan, mungkin agak sedikit berlebihan apabila kita meminta mereka mengenakan rompi saat tidur,” ucap Pastor.
Dibandingkan menggunakan teknologi GPS, klub menggunakan perangkat lunak sederhana yang dihubungkan dengan sebuah gelang reseptor untuk mengukur variabilitas detak jantung selama tiga menit.
“Jika terdapat interval waktu antara detak jantung dan semakin besar konsistensi dalam interval waktu tersebut, semakin besar tingkat kelelahan yang dialami," ujarnya.
Baca Juga: Rahasia Klub La Liga Maksimalkan Performa Pemain: CA Osasuna (Bagian 4)
Baca Juga: Rahasia Klub La Liga Maksimalkan Performa Pemain: Valencia (Bagian 5)
"Perangkat lunak tersebut menghasilkan persentase variabilitas yang dapat kami akses. Kami menjalankan tes ini sebanyak dua atau tiga kali dalam seminggu sebelum sarapan, saat pemain baru datang ke tempat latihan,” ungkap Pastor.
Hal tersebut merupakan contoh baik terkait pendekatan efektif yang tidak terlalu invasif.
Selain rutinitas tersebut, Pastor menggunakan alat lainnya yang lebih sering ditemukan di LaLiga.
Salah satu contohnya ialah sistem yang menghitung kekuatan dan tenaga dalam mesin inertial, lebih spesifiknya menggunakan conical pulleys atau katrol kerucut.
Alat ini lebih mutakhir jika dibandingkan dengan peralatan di pusat kebugaran tradisional karena mampu mereplikasi banyak gerakan yang mirip dengan gerakan selama pertandingan.
Baca Juga: Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Spanyol - Real Madrid Dipepet Barcelona
Baca Juga: Bukan Gol, Lionel Messi Bakal Pecahkan Rekor Assistnya di Liga Spanyol
Klub ini juga memiliki platform lompatan, yang sangat berguna untuk lompatan vertikal.
Keduanya digunakan untuk mengukur performa dan ketidakseimbangan yang mungkin terjadi saat mendarat, di mana hal tersebut dapat menyebabkan cedera.
Sementara itu, klub juga bergantung kepada teknologi GPS. Salah satu contohnya adalah analisis informasi yang dikumpulkan oleh teknologi GPS yang dijalankan, bahkan pada pertandingan latihan dan latihan ringan, memiliki kemungkinan akan dianalisis.
“Saat ini kami melakukan latihan sepak bola-tenis. Pada hari tersebut, terdapat tingkat ketidakseimbangan yang besar dalam jumlah benturan, karena tentunya, benturan hanya terjadi pada satu kaki," kata Pastor.
"Jadi hal tersebut sekarang kami ingat apabila aktivitas sepak bola-tenis membebani kemampuan kaki secara berlebihan, meskipun benturannya tidak intens,” jelas Pastor.
Jadi, satu hal yang tidak bisa dihindari dalam sepak bola adalah teknologi GPS.
*Artikel ini merupakan bentuk kerja sama eksklusif Kompas.com dan BolaSport.com dengan LaLiga.