Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Sukses mempertahankan gelar juara pada Kejuaraan Beregu Asia, sektor putra dinilai masih memiliki catatan untuk tampil pada Piala Thomas 2020.
Hal itu diungkapkan oleh Sekertaris Jenderal (Sekjen) PBSI, Achmad Budiharto yang mengatakan bahwa tim putra masih memiliki hal-hal yang perlu diperbaiki untuk tampil pada ajang yang jauh lebih tinggi levelnya.
Baca Juga: Update Peringkat BWF - Anthony Melesat ke 3 Besar Dunia, Jonatan Bertahan
Proses kualifikasi Piala Thomas dan Uber sudah selesai dengan tuntasnya kejuaraan beregu di semua benua pada 16 Februari 2020.
Selain dua tim dari Denmark selaku tuan rumah dan China yang merupakan juara bertahan, Indonesia menjadi salah satu negara yang mengirimkan wakilnya lebih dulu menyusul keberhasilan tim putra meraih gelar juara di Kejuaraan Beregu Asia 2020.
"Tim putra kami bersyukur menjadi negara yang berturut-turut jadi juara tim Asia, itu memang satu prestasi yang patut kami apresiasi," kata Achmad Budiharto.
"Walaupun kami menjadi juara, dalam perjalanannya kami belum evaluasi beberapa hal yang mejadi catatan kami untuk pertandingan beregu berikutnya (Thomas Cup)," ujar Budiharto.
Tim putra Indonesia memang menjadi salah satu tim terkuat pada ajang kompetisi tepok bulu, bahkan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dkk cukup ditakuti.
Namun, meski sudah pada level tertinggi ternyata tim putra Indonesia masih memiliki catat yang kurang bagus untuk beberapa pemain, terutama dari segi mental.
PBSI menilai beberapa pemain masih merasa tertekan saat menjadi penentu poin tim, dan hal itu harus segera dibenahi.
Hal itu memang tak lepas dari banyaknya turnamen yang akan diikuti, ditambah lagi masih ada pertandingan beregu di depan mata yakni Piala Thomas dan Uber 2020.
Turnamen bulu tangkis beregu Piala Thomas dan Piala Uber 2020 akan bergulir pada 16-24 Mei di Aarhus, Denmark.
Baca Juga: Tim Bulu Tangkis Indonesia Disambut di Kedutaan Besar RI di Manila
Indonesia menjadi negara tersukses pada Piala Thomas dengan 13 gelar juara. Namun, paceklik gelar juga sudah lama dialami Indonesia, tepatnya sejak trofi terakhir pada 2002.
Dengan catatan tersebut, Achmad Budiharto menilai catatan yang akan menjadi kendala kedepannya diharapkan akan hilang, apalagi disaat turun pada turnamen besar.
Hasil kurang memuaskan memang diperlihatkan dari tunggal putra, Jonatan Christie yang tampil kurang memuaskan karena harus menelan kekalahan beruntun dari lawan yang tak diunggulkan.
Saat menghadapi Cheam June Wei (Malaysia) pada final Kejuaraan Beregu Asia 2020, Jonatan harus mengakui keunggulan Wei dengan 21-16, 17-21, 22-24.
"Di putra kami melihat beberapa pemain walaupun sudah pada level yang tinggi tapi masih bisa mengalami pressure yang belum bisa diuraikan oleh mereka," ucap Budiharto.
"Ini menjadi catatan penting untuk event yang lebih penting lagi ini bisa menjadi kendala tertentu," katanya.
"Hal ini sama-sama kami godok dan review terutama di bulan April nanti ada event Kejuraan Asia, di Maret ada All England, dan mudah-mudahan nanti di bulan Mei untuk Thomas Uber dan puncaknya di Olimpiade mereka sudah bisa mengatasi masalah itu," tutur Budhiarto.
Saat ini, tim Indonesia tengah difokuskan untuk persiapan ke All England yang akan berlangsung di Arena Birmingham, Inggris pada 11-15 Maret 2020.